Ledakan di SMAN 72 Jakarta

TERBONGKAR Sisi Lain Kehidupan Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72, Ada Hubungan dengan Kelompok Teror?

Penyelidikan kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta terus bergulir dan kini mulai mengungkap sisi lain dari kehidupan terduga pelaku.

Editor: Wahyu Septiana
Kompas.com/Dian Erika/TribunJakarta.com/Elga Putra
LEDAKAN SMAN 72 JAKARTA - Penyelidikan kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta terus bergulir dan kini mulai mengungkap sisi lain dari kehidupan terduga pelaku. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Penyelidikan kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta terus bergulir dan kini mulai mengungkap sisi lain dari kehidupan terduga pelaku yang mengejutkan banyak pihak.

Remaja berinisial F, siswa kelas XII di sekolah tersebut, ternyata menyimpan keseharian yang tertutup dan cenderung terisolasi dari lingkungan sekitar.

Setelah peristiwa ledakan yang melukai banyak orang itu, aparat kini menelusuri lebih jauh aktivitas F di luar sekolah, termasuk interaksi digitalnya di dunia maya.

Dugaan sementara menyebutkan ada kemungkinan F terpapar konten ekstrem yang tak pantas diakses oleh remaja seusianya.

Temuan awal ini membuka babak baru penyelidikan — bukan hanya tentang aksi nekat di lingkungan sekolah, tetapi juga tentang bagaimana pengaruh luar bisa menjerat remaja dalam pusaran ideologi berbahaya tanpa disadari.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana menyebut terduga pelaku kerap membuka 'dark web' atau forum dan situs gelap di internet.

Dark web itu berisikan video dan foto-foto yakni perang hingga pembunuhan.

Dark web adalah bagian dari internet yang tidak terindeks oleh mesin pencari biasa (seperti Google) dan hanya bisa diakses dengan perangkat lunak khusus, misalnya Tor Browser.

Banyak Dibaca:

Dark web sering dikaitkan dengan aktivitas ilegal, tetapi juga digunakan untuk menjaga anonimitas dan privasi.

"Yang bersangkutan kerap mengunjungi komunitas daring (terutama di forum dan situs-situs gelap) yang menampilkan video atau foto orang yang benar-benar meninggal dunia, biasanya akibat kecelakaan, perang, pembunuhan, atau kejadian brutal lainnya," kata Mayndra dikutip dari Tribunnews, Selasa (11/11/2025).

Meski begitu, Ia tak merincikan secara detail terkait dark web maupun forum yang kerap dikunjungi terduga pelaku.

"(Aktif) Sejak tahun ini," ungkapnya.

Terafiliasi dengan Terorisme?

Terduga remaja pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta apakah terafiliasi kelompok terorisme? jawabannya tidak.

Polda Metro Jaya memastikan terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta tidak terafiliasi kelompok terorisme.

Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (10/11/2025).

"Apakah ada kaitan dengan pelaku teror? kita juga ingin meluruskan kepada masyarakat memang terjadi di tempat ibadah tetapi yang bersangkutan ini bukan anti-Islam," katanya.

Kombes Budi menyebut bahwa tindakan terduga pelaku dalam kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta ialah kurangnya perhatian dari keluarga.

Mantan Kapolres Malang Kota ini menyebut terduga pelaku anak ini masih berstatus anak berhadapan dengan hukum.

Namun hingga kini polisi belum mengungkap identitas terduga pelaku.

"Jangan sampai dipikirkan ini menjadi anti-Islam terus ataupun ini memang perbuatan murni berangkat dari dirinya sendiri," tukasnya.

Menurutnya terduga pelaku masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, keterangan lebih detail belum diperoleh.

FASAD SMAN 72 JAKARTA - Foto SMAN 72 Jakarta yang menjadi lokasi ledakan pada Jumat (7/11/2025).
FASAD SMAN 72 JAKARTA - Foto SMAN 72 Jakarta yang menjadi lokasi ledakan pada Jumat (7/11/2025). (Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com)

Adapun polisi pun telah menggeledah rumah siswa tersebut. 

Sejumlah barang bukti mulai dari buku hingga dokumen-dokumen disita untuk diteliti.

Orang tua terduga pelaku juga sudah dimintai keterangan. 

Kombes Budi enggan mengungkapkan materi pemeriksaan terhadap orang tua pelaku. 

Dia hanya menyebut orang tua pelaku bekerja sebagai pegawai swasta.

"Dari hasil pemeriksaan awal, ada wujud rasa ketidaksukaan, rasa menyampaikan tetapi tidak secara frontal (yang diungkapkan pelaku)," imbuhnya.

Puluhan Korban Dirawat

Diketahui, insiden ledakan terjadi lingkungan SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025) siang.

Ledakan tersebut mengakibatkan puluhan orang mengalami luka-luka. 

Hingga Senin (10/11/2025), tercatat sebanyak 32 korban masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Mereka saat ini dirawat di beberapa rumah sakit berbeda.

Jumlah korban yang masih dirawat sebanyak 32 orang terdiri dari 13 orang di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, 17 orang di Rumah Sakit Yarsi, satu orang di Rumah Sakit Pertamina Jaya, dan satu orang di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Terduga pelaku sebagai pasien dipindahkan ke Rumah Sakit Polri yang ditangani oleh tim terpadu, tidak hanya dari sisi medis tetapi juga dari aspek psikologis.

Kombes Budi menegaskan seluruh pihak diharapkan menjaga privasi para korban maupun terduga pelaku karena mereka berstatus anak di bawah umur.

“Kita sama-sama harus menjaga, karena baik korban maupun yang diduga melakukan merupakan anak," jelasnya.

Pelaku Diamankan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa terduga pelaku ledakan di SMA 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, telah diamankan. 

Pelaku diketahui merupakan siswa di sekolah tersebut.

Hal itu disampaikan Kapolri usai menghadiri rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

“Untuk terduga pelaku saat ini sudah kita dapatkan, anggota sedang melakukan pendalaman terkait dengan identitas pelaku, kemudian juga lingkungan pelaku, termasuk rumah dan hal-hal lain yang saat ini sedang kita dalami,” kata Kapolri.

"Informasi sementara masih (pelajar) dari lingkungan sekolah tersebut," lanjutnya.

Kapolri menegaskan, penyelidikan dilakukan oleh tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Densus 88 Antiteror Polri.

“Tim gabungan baik dari Polda Metro, Densus, sedang melaksanakan pendalaman. Dan nanti akan diinformasikan lebih lanjut setelah hasil pendalaman lengkap,” ucapnya.

Sementara itu, Kapolri menegaskan penyidik masoh belum dapat menyimpulkan motif pelaku. Termasuk, dugaan pelaku merupakan korban bullying di sekolah tersebut.

“Motif saat ini sedang kita dalami, berbagai macam informasi akan kita kumpulkan supaya menjadi satu informasi yang bulat pada saat diinformasikan,” jelasnya.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved