Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Bukan Cuma Hukuman, Komnas PA Ungkap Perlunya Rehabilitasi Psikologis Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72

Komnas PA mendorong adanya penanganan psikologi terhadap terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta untuk memastikan dapat lepas dari kekerasan.

Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
REHABILITAS PSIKOLOGI - Ketua Komnas PA, Agustinus Sirait saat memberi keterangan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (10/11/2025). Komnas PA mendorong adanya penanganan psikologi terhadap terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta untuk memastikan dapat lepas dari kekerasan. 

TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mendorong adanya penanganan psikologi terhadap terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta.

Ketua Komnas PA, Agustinus Sirait mengatakan penanganan psikolog perlu dilakukan untuk memastikan kondisi psikologi dan agar terduga pelaku dapat lepas dari paparan tindak kekerasan.

Hal ini juga sejalan dengan Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) Nomor 11 Tahun 2022 yang hak-hak anak dalam penanganan kasus dugaan tindak pidana.

"Ketika anak berhadapan dengan hukum tentunya penanganan psikolog yang paling penting untuk bisa merehabilitasi anak-anak ini," kata Sirait di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (11/11/2025).

Menurut Komnas PA berdasarkan informasi sementara dapat disimpulkan anak terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta telah mengalami hal-hal yang tidak baik dalam hidupnya.

Hal ini dapat dipengaruhi kondisi di rumahnya maupun lingkungan sekolah, sehingga perlu adanya penanganan psikolog untuk memastikan penyebab tindakan terduga pelaku.

"Kita harapkan bisa pulih dari pengaruh-pengaruh yang tidak baik. Pastinya penanganan psikolog dibutuhkan, pemerintah harus hadir untuk membantu anak-anak," ujarnya.

Sementara guna mencegah kasus serupa, Sirait menuturkan mendukung rencana pemerintah untuk membatasi akses anak-anak terhadap gim dan konten media sosial mengandung kekerasan.

Banyak Dibaca:

Pasalnya hingga kini banyak gim dan konten media sosial yang dapat mempengaruhi perilaku anak, terlebih bila pengawasan orangtua di rumah terhadap penggunaan gawai minim.

"Kita tidak ada kata terlambat. Ini jadi PR kita bersama bagaimana cara membatasi supaya anak-anak terhindar dari efek negatif di sosial media. Dimulai dari siapa, dari orangtua," tuturnya.

Sebelumnya ledakan terjadi pada SMAN 72 Jakarta di Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara mengakibatkan puluhan korban luka pada Jumat (7/11/2025).

Belum diketahui pasti penyebab ledakan karena proses penyelidikan masih berjalan, namun berdasarkan keterangan sejumlah siswa ledakan diduga dipicu akibat seorang siswa berinisial FN.

Sejumlah siswa menyebut bahwa terduga pelaku FN selama ini kerap menjadi korban bully atau perundungan di lingkungan SMAN 72, sehingga diduga melakukan aksi balas dendam.

Motif Pelaku Terkuak

Polisi mengungkap motif pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta, pelaku merupakan salah satu siswa aktif di sekolah tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Iman Imanuddin mengatakan, pelaku merasa kesepian dan tidak memiliki tempat untuk menyampaikan keluh kesahnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved