Rencana Merger Pelita Air dan Garuda Disorot, Legislator PAN: Saya Menolak Keras
Rencana merger maskapai penerbangan Pelita Air dengan Garuda Indonesia menjadi sorotan publik, terutama Legislator PAN Abdul Hakim Bafaqih.
Ringkasan Berita
- Rencana Merger: Pertamina melalui Dirut Simon Aloysius Mantiri mengungkapkan rencana untuk melebur Pelita Air dengan Garuda Indonesia.
- Penolakan Legislator PAN: Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Abdul Hakim Bafaqih, menolak keras rencana merger tersebut. Menurutnya, penggabungan dengan Garuda yang masih bermasalah justru akan merugikan Pelita Air yang saat ini dalam kondisi baik.
- Opsi Alternatif: Abdul Hakim mengusulkan agar Pelita Air dijadikan langsung anak usaha Danantara Asset Management, bukan dilebur dengan Garuda.
TRIBUNJAKARTA.COM - Rencana merger maskapai penerbangan Pelita Air dengan Garuda Indonesia menjadi sorotan publik.
Langkah ini dinilai sebagai salah satu upaya strategis untuk memperkuat industri penerbangan nasional sekaligus menyelamatkan Garuda dari tekanan finansial.
Namun, tidak semua pihak sepakat dengan rencana tersebut.
Legislator dari Partai Amanat Nasional (PAN), Abdul Hakim Bafaqih menolak secara tegas rencana tersebut.
Ia menilai merger justru berpotensi menimbulkan masalah baru.
Permasalahan yang akan muncul mulai dari beban keuangan hingga dampak terhadap iklim persaingan usaha di sektor penerbangan.
Penolakan itu disampaikan Abdul Hakim Bafaqih dalam agenda rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (11/9/2025).
“Saya menolak dengan keras upaya pengabungan Pelita dengan Garuda," ujarnya dikutip dari Tribunnews, Jumat (12/9/2025).

Hakim khawatir penggabungan Pelita Air dengan Garuda justru merugikan Pelita.
"Kalau kemudian digabungkan, di-merger atau aksi korporasi lain dengan perusahaan yang lagi terseok-seok, yang periode lalu saya ikut memutuskan upaya penyelamatan Garuda yang sampai sekarang tidak muncul perbaikan-perbaikannya, kasihan Pelitanya saya,” kata dia.
Dia pun menegaskan sikapnya menolak rencana tersebut.
"Maka dari itu, saya Abdul Hakim Bafagih, Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, menolak upaya itu, menolak rencana itu, keberatan saya,” kata dia.
Menurut Hakim, opsi terbaik adalah menjadikan Pelita Air langsung sebagai anak usaha Danantara Asset Management (DAM), bukan dilebur dengan Garuda.
“Kalau memang mau di-spin off, dijadikan langsung anak usahanya Danantara, anak usahanya holding operasional PT DAM. Jangan kemudian jadi entitas di bawahnya Garuda atau melebur dengan Garuda. Ampun, Pak, ketularan remek, Pak. Pertamina harus bersuara. Saya takut, khawatir terseret Pelitanya nanti,” ucapnya.
Abdul menegaskan bahwa Pelita Air sedang dalam kondisi yang baik dan apabila dilakukan merger berkemungkinan untuk mengalami kendala kedepannya.
“Kalau ini memang mau ikut membantu menyelamatkan Garuda, take over aja Citilink-nya” tutupnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan anak usahanya di sektor penerbangan, Pelita Air, akan digabung dengan Garuda Indonesia.
Keputusan tersebut diambil karena Pertamina ingin lebih fokus pada bisnis inti mereka di bidang minyak dan gas serta energi terbarukan.
"Pertamina akan lebih fokus kepada core bisnis Pertamina pada bidang oil and gas dan renewable energy," katanya saat rapat bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Pelita Air akan di-spin off dan digabung dengan perusahaan lainnya yang sejenis.
"Dengan demikian, untuk beberapa usaha kami akan spin off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara akan kita gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis," ujar Simon.
"Sebagai contoh, untuk airline kami sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia," sambungnya.
Tidak hanya sektor penerbangan, Simon juga mengungkapkan bahwa Pertamina akan melepas sejumlah bisnis lain yang tidak terkait dengan energi.
Beberapa di antaranya adalah anak usaha Pertamina di bidang asuransi, pelayanan kesehatan, hingga hospitality.
"[Tentu] akan mengikuti roadmap yang sudah dipersiapkan oleh Danantara," ucap Simon.
(TribunJakarta/Tribunnews)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.