Viral di Media Sosial

Penyebab 1.333 Siswa Keracunan MBG di Bandung Barat, 350 Ekor Ayam Dibeli Sabtu Baru Dimasak Rabu

Kasus keracunan MBG Bandung Barat mengundang perhatian besar setelah Badan Gizi Nasional (BGN) menemukan fakta mengejutkan dalam investigasi. 

TribunJabar
KERACUNAN MBG - Keracunan MBG di Bandung Barat pertama kali terjadi dua hari lalu, pada Senin (22/9/2025) dengan korban 475 siswa di Kecamatan Cipongkor. Rabu (24/9/2025) kejadian serupa kembali terjadi di dua kecamatan, Cipongkor dan Cihampelas. 

TRIBUNJAKARTA.COM -  Kasus keracunan MBG Bandung Barat mengundang perhatian besar setelah Badan Gizi Nasional (BGN) menemukan fakta mengejutkan dalam investigasi. 

Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, menegaskan bahwa peristiwa ini di luar nalar karena bahan baku ayam untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak segar. 

Menurut Nanik, ayam yang dijadikan lauk dalam program MBG tersebut dibeli pada Sabtu, namun baru dimasak empat hari kemudian, tepatnya pada Rabu.

"Saya juga tidak mentoleransi bahan baku, bahan baku yang dipakai bila tidak fresh. Karena kejadian di Bandung ini sungguh di luar nalar," ujar Nanik di Gedung BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025). 

Nanik menambahkan bahwa pola penyimpanan bahan baku tersebut tidak bisa dibenarkan. 

"Bagaimana bahan baku dalam kondisi tidak fresh, ayam dibeli di hari Sabtu, baru dimasak di hari Rabu," katanya lagi. 

Ia menjelaskan, jika hanya menyimpan dua ekor ayam di freezer rumah tangga mungkin tidak menjadi masalah. 

Namun, kondisi berbeda terjadi di dapur MBG Bandung Barat karena jumlah ayam yang disimpan mencapai 350 ekor. 

"Memang kalau di rumah ya enggak apa-apa itu dua ayam kita nyimpannya. Tapi, kalau 350 ayam, freezer mana yang kuat menyimpan? Jadi ada berbagai hal, kami sudah mengeluarkan tindakan-tindakan," ujar Nanik. 

Jumlah Korban Keracunan Mencapai Ribuan 

Data Dinas Kesehatan Bandung Barat mencatat jumlah korban keracunan MBG Bandung Barat terus bertambah. 

Hingga Kamis (25/9/2025), total korban mencapai 1.333 orang dari tiga kejadian berbeda di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas. 

Kasus pertama terjadi di klaster SPPG Cipari pada 22–23 September 2025 dengan 393 korban. 

Kasus kedua menimpa 192 orang di Cihampelas, terdiri dari siswa SMKN 1 Cihampelas, MA Al Mukhtariyah, MTs Al Mukhtariyah, dan SDN 1 Cihampelas. 

Kasus ketiga berasal dari dapur SPPG di Desa Neglasari, Citalem, dan Cijambu, Kecamatan Cipongkor, dengan 201 korban. 

Sehari setelahnya, jumlah korban melonjak lagi. Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah, mengungkapkan ada tambahan 730 korban pada Kamis (25/9/2025). 

"Kalau hari ini yang keracunan kedua, ada 730 orang," kata Yuyun. 

Mayoritas korban adalah pelajar SD hingga SMA/SMK dengan gejala mual, pusing, hingga sesak napas. 

Klarifikasi BGN soal Isu Dapur Fiktif 

Di tengah sorotan publik, Kepala BGN Dadan Hindayana memastikan tidak ada dapur fiktif dalam program MBG. 

Menurutnya, isu tersebut muncul akibat mitra yang tidak serius dalam proses pendaftaran maupun persiapan. 

"Saya katakan di BGN tidak ada yang fiktif," ujar Dadan.

Ia menjelaskan bahwa mitra MBG wajib melalui proses legalisasi lahan, legalitas yayasan, hingga verifikasi data geospasial. 

Jika tidak memenuhi syarat atau tidak menunjukkan aktivitas selama masa persiapan, status mitra akan di-rollback ke tahap pengajuan.  (Kompas.com/WartaKota)

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved