Viral di Media Sosial

Yai Mim Didukung Farhat Abbas, Kubu Sahara Bisa Disomasi: Ketemu Polisi Pasti Nangis

Farhat Abbas menjadi pendukung Yai Mim yang berkonflik dengan tetangganya, Nurul Sahara. Ia yakin Sahara nangis kalau bertemu polisi.

Tribunnews.com/Fersianus Waku/KOMPAS.com/Nugraha Perdana/Kompas TV
PENDUKUNG YAI MIM - Praktisi Hukum Farhat Abbas menjadi pendukung Yai Mim yang berkonflik dengan tetangganya, Nurul Sahara. Farhat siap somasi Sahara jika diminta. 

"Benar, laporan dari kedua pihak telah kami terima. Saat ini sedang diproses untuk lebih lanjut," pungkas Khusnul.

Dipuji Gubernur Dedi Mulyadi 

Dalam sebuah pertemuan yang dibagikan melalui akun Instagram pribadinya, Dedi Mulyadi mengaku kagum dengan cara berpikir Yai Mim, terutama tentang konsep tasawuf dan tafsir musyarokah. 

Tasawuf sendiri merupakan ajaran Islam yang menekankan pembersihan hati dan kedekatan spiritual dengan Allah SWT. 

Dalam percakapan tersebut, Yai Mim menjelaskan tafsir unik tentang musyarokah yang ia kaitkan dengan kebersamaan antara manusia dan alam.

Ia menilai, istilah musyrik yang sering dimaknai negatif justru memiliki makna mendalam jika dipahami secara filosofis. 

"Kang Dedi, itu ajarannya kan itu yang musyrik-musyrik lah. Saya justru kalau ada pohon besar, orang-orang tak ajak musyrik dulu untuk apa? Untuk musyarokah, itu artinya kerja sama," ujar Yai Mim dalam video yang diunggah pada Rabu (1/10/2025). 
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa konsep musyrik bisa dimaknai sebagai tindakan menjaga dan bekerja sama dengan ciptaan Allah, seperti pohon. 

"Jadi, musyrik itu apa? Memelihara kepada sesuatu, misalnya pohon itu besar, lalu kita pelihara, kita jaga, kita kasih supaya dia mengeluarkan oksigen. Kita memelihara pohon, dia memberikan perlindungan pada kita. Namanya musyarokah. Syirik, musyarokah menuju Allah," tambahnya. 

Dedi Mulyadi mengapresiasi penjelasan tersebut. Ia menyebut pandangan Yai Mim sebagai tafsir yang keren dan memperluas wawasan. 

"Waduh ini Pak Yai, malah nge-fans sama berandalan kayak saya. Tafsir musyarokah-nya keren banget dan semoga menambah wawasan netizen sekalian," tulis Dedi dalam unggahan tersebut. 

Dedi juga menambahkan bahwa istilah musyarokah seakar dengan kata 'masyarakat', yang bermakna kebersamaan dalam komunitas manusia dan alam. 

"Betapa kita hidup dalam komunitas manusia dan komunitas alam, baik yang kasat mata maupun tidak kasat mata. Duh pagi-pagi malah kuliah shorof dan ma'ani," pungkasnya.

Berita Update

 

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved