Pengakuan Yai Mim Bikin Geger Soal Santet, Kubu Sahara 'Diklaim' Bertindak Keji Bakar Barang Mahal

Pengakuan terbaru Yai Mim kembali menggemparkan publik setelah dirinya blak-blakan menyinggung soal dugaan praktik santet yang diterimanya.

Editor: Wahyu Septiana
Tangkapan layar YouTube Denny Sumargo dan TikTok Sahara
YAI MIM VS SAHARA - Eks Dosen UIN Malang, Yai Mim memberikan klarifikasinya terkait berbagai tuduhan dari Sahara yang mengarah kepadanya. Pengakuan terbaru Yai Mim kembali menggemparkan publik setelah dirinya blak-blakan menyinggung soal dugaan praktik santet yang diterimanya. 

"Jadi biarkan kami perang, Pak Wali harus melihat sebagai penonton saja," imbuhnya.

Yai Mim meminta Wahyu Hidayat hanya menjadi penonton yang adil dalam konflik dirinya dengan Sahara.

Ia mengaku siap dipenjara apabila terbukti bersalah seperti yang dituduhkan Sahara.

AWAL MULA PERSETERUAN DENGAN SAHARA -  Mantan dosen UIN Malang, Imam Muslimin atau Yai Mim mengungkap awal mula perseteruannya dengan tetangganya sekaligus pemilik rental mobil, Sahara.
AWAL MULA PERSETERUAN DENGAN SAHARA - Mantan dosen UIN Malang, Imam Muslimin atau Yai Mim mengungkap awal mula perseteruannya dengan tetangganya sekaligus pemilik rental mobil, Sahara. (YouTube Sumardo Deny/ Kompas TV Malang)

Namun apabila dirinya benar dan tak melakukan hal yang ditudukan Sahara, Yai Mim berharap tetangganya itu menerimanya dengan lapang dada.

"Sebagai penonton yang baik, nanti yang menang kita apresiasi, yang kalah ya supaya jadi pelajaran," kata Yai Mim.

"Kalau saya kalah atau saya salah, saya siap masuk penjara, tapi jika menang juga harus diakui sebagai pemenang dan lawannya masuk penjara, misalnya begitu Pak Wali,"

"Jadi kalau sudah genderang perang saling ditabuh, jangan ada yang mundur," imbuhnya.

Menurut Yai Mim jika dirinya memilih mediasi lalu berdamai dengan Sahara, dirinya hanya akan menyakiti hati para pendukungnya.

Yai Mim juga berpesan kepada Sahara untuk tetap meneruskan laporannya ke polisi dan jangan mundur.

"Kalau saya mundur, akhirnya terjadi perang saudara, artinya apa, saya ganti perang dengan pendukung saya," kata Yai Mim.

"Demikian pula Ibu Suhara, jangan mundur, kalau sampai mundur, sampai akan diperangi oleh pendukungnya,"

"Gak percaya coba, maka saya tidak akan mundur ini, saya harapkan jenengan juga tidak mundur,"

"Sampai titik darah penghabisan, target orang perang adalah jangan kalah, kalah atau mati, itu perang namanya,"

"Kalaupun kita kalah, kita harus mampu mengambil pelajaran kenapa kalah sehingga menjadi menang,"

"Kalau seandainya kita belum menang, kenapa kita gak menang, berarti kita strateginya diganti. Lalu menyerang lagi untuk menang, itu prinsip perang Indonesia, mempelajari daripada manuskrip atau cara perang atau filosofi perang Majapahit," imbuhnya.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved