Viral di Media Sosial

Reaksi Cuek Sahara Dihujat Netizen Karena Fitnah Yai Mim, Sambil Tersenyum Bilang 'Tak Masalah'

Pemilik rental mobil sekaligus tetangga mantan dosen UIN Malang, Imam Muslimin atau Yai Mim, Sahara kini ramai dihujat netizen.

Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
CURHAT SAHARA - Nurul Sahara membongkar kelakuan Imam Muslimin atau Kiai Imim (Yai Mim) yang membuatnya emosi. Ia menceritakan tindakan Yai Mim kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. 

Netizen menilai Sahara hanya berpura-pura sebagai korban alias playing victim.

Di depan awak media, Sahara membantah hal tersebut.

"Kalau menurut saya, tidak ada adegan yang saya rekayasa, saya biasanya kemana-mana tidak pernah bawa HP, tapi semenjak saya berkasus dengan beliau, saya jadi bawa HP kemana-mana, sebagai bukti karena saya tidak mau dituduh macam-macam," ucap Sahara, dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Cumi cumi, pada Jumat (3/10/2025).

"Dia kan memvideo mulu ya, tapi saya malah di-framing sebagai playing victim, padahal di video itu jelas siapa yang playing victim," imbuhnya.

Meski begitu, Sahara mengakui dirinya melakukan dua kesalahan fatal, yakni pertama berkata kasar terhadap Yai Mim dan istrinya Rosida Vignezvari.

Kedua berperilaku yang menyakiti hati Yai Mim dan istrinya.

"Saya punya dua kesalahan yang saya anggap fatal, yang pertama saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Yai Mim dan Nyai Rosidah terhadap perkataan saya yang kasar, dan intonasi saya yang tinggi," ucap Sahara.

"Dan perilaku saya yang tidak berkenan di hati mereka, sehingga menimpulkan masalah besar seperti saat ini," imbuhnya.

Yai Mim Tolak Mediasi

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengupayakan perdamaian kedua pihak yang berseteru.

Ia pun berjanji merencanakan mediasi antara Yai Mim dan Nurul Sahara.

Yai Mim lalu menanggapi hal tersebut, dengan tegas ia menolak ajakan mediasi dari Wahyu Hidayat.

"Saya dilaporkan oleh Ibu Suhara (Sahara), ini artinya Ibu Suhara sudah menabuh genderang perang," ucap Yai Mim, pada Rabu (1/10/2025).

"Saya pun mempersiapkan pasukan, yaitu menunjuk Panglima Perang saya yaitu Agustian Anggi Siagian dan kawan-kawan sebagai Panglima Perang untuk menabuh genderang perang pula,"

"Artinya apa, kalau sudah saling menabuh genderang perang, maka jangan ada yang mundur alias tidak ada mediasi lagi Pak Wali,"

"Jadi biarkan kami perang, Pak Wali harus melihat sebagai penonton saja," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved