Kabar Artis

Unggahan Haru Jerome Polin untuk Mendiang Sang Ayah: Bakal Kangen Video Kabar dari Papa

YouTuber dan Konten kreator, Jerome Polin, tengah dilanda duka mendalam atas wafatnya sang ayah, Marojahan Sintong Sijabat.

|
Instagram Jerome Polin
MOMEN HARU - Jerome Polin mengunggah sebuah video yang menayangkan beberapa cuplikan mengenai sang ayah yang selalu memberi kabar ketika berada di suatu tempat. (Instagram Jerome Polin ). 
Fakta Singkat:
  • Momen haru Jerome Polin atas wafatnya sang ayah
  • Sang ayah mengalami sakit perut mendadak
  • Kondisi Marojahan sempat kritis sebelum tutup usia

TRIBUNJAKARTA.COM - YouTuber dan Konten kreator, Jerome Polin, tengah dilanda duka mendalam atas wafatnya sang ayah, Marojahan Sintong Sijabat.

Jerome yang masih diselimuti rasa rindunya mengunggah sebuah postingan mengharukan di Instagramnya terkait sosok ayahnya. 

Pemuda yang juga dikenal pandai di bidang matematika itu baru-baru ini membagikan momen haru mengenang kebiasaan ayahnya yang selalu memberi kabar kepada keluarga di manapun berada. 

Dalam postingan itu, Jerome menampilkan potongan-potongan video sang ayah. 

Salah satunya Jerome mengabarkan anak-anak dan istrinya bahwa dirinya baru tiba di Jakarta. 

"Baru tiba di Jakarta, istriku anak-anakku semangat dalam mengasihi dan melayani tuhan. Mantap," kata sang ayah seperti dikutip dari Instagramnya pada Minggu (2/10/2025)

Kebiasaan sang ayah itu yang membuat Jerome sulit melupakannya. 

Momen itu yang paling dikenang Jerome. 

Ia pun mengucapkan pesan menyentuh kepada mendiang ayahnya dan berterima kasih kepadanya. 

"Terima kasih udah selalu ngabarin kami, Pa. bakal kangen dikabarin Papa dalam bentuk video lagi, Pa:(," katanya. 

Tiba-tiba perut melilit

Sang istri, Chrissie Rahmeinsa, dengan tegar membagikan kronologi meninggalnya Marojahan, yang berawal dari keluhan sakit perut mendadak.

Semua bermula pada hari Selasa (28/10/2025), sekitar pukul 19.00 malam, saat Marojahan dan Chrissie sedang berada di Batu, Malang, untuk keperluan pelayanan.

Marojahan Sijabat tiba-tiba merasakan perutnya melilit hebat.

Sempat dikira masuk angin biasa, rasa sakit itu justru tak kunjung reda dan semakin menjadi.

Chrissie akhirnya memutuskan untuk membawa Marojahan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit terdekat di Kota Batu.

Sayangnya, karena keterbatasan peralatan, pihak rumah sakit belum bisa memastikan penyebab pasti dari sakit yang diderita oleh Marojahan.

"Karena di sana peralatan juga enggak lengkap, jadi enggak terlalu diketahui dengan pasti itu penyebabnya apa. Hanya di-rontgen dan dikasih obat anti nyeri," ungkap Chrissie dikutip dari Youtube Jehian PS | Influencer Manager.

Karena itu, keluarga memutuskan untuk merujuk Marojahan ke National Hospital di Surabaya agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Setelah perjalanan dengan ambulans, hasil CT scan pada Rabu (29/10/2025) sore menunjukkan adanya sumbatan di usus yang disebabkan oleh gumpalan darah berbentuk gel atau yang disebut clot.

Tim medis merencanakan tindakan operasi pada keesokan harinya, Kamis (30/10/2025). Sambil menunggu jadwal operasi, Marojahan dipindahkan ke ruang ICU pada Rabu malam untuk pemantauan intensif.

Kondisi kritis

Saat itu, Chrissie dan Jehian sempat pulang sebentar untuk mengambil pakaian ganti. Namun, baru saja tiba di rumah, sebuah panggilan telepon mengabarkan kondisi kritis sang ayah.

"Baru sampai rumah, baru mau buka pintu, tiba-tiba Jehian ditelepon oleh perawat. 'Tolong balik lagi ke rumah sakit, papa kritis'," kenang Chrissie.

Kondisi kritis tersebut ternyata dipicu oleh adanya clot lain yang menyumbat pembuluh darah menuju paru-paru, menyebabkan organ vital tersebut tidak mendapat pasokan oksigen.

"Begitu kami masuk ruang ICU, kami langsung melihat suami saya sudah dikelilingin banyak orang, ada yang mompa hidung, ada yang menusuk-nusukkan segala macam lah untuk dipakai segala alat bantu pernapasan itu. Itu kejadian jam 2 kan, jam 2 pagi," papar Chrissie.

Di tengah situasi genting itu, keluarga berkumpul.

Jerome, yang berada di Jakarta, terus melakukan panggilan video sejak pukul 03.00 hingga 05.00 pagi untuk berkomunikasi dengan ayahnya.

"Jerome bilang, 'Pak, Bapak tunggu aku ya. Aku akan ke Surabaya subuh ini, jam 5 pagi'. Hari itu seharusnya dia ada acara di UGM, tapi dia cancel," ucap Chrissie.

"Jadi selama 2 jam itu, dari jam 3 sampai jam 5, sampai dia mau naik pesawatnya, terus-terusan video call," lanjutnya.

Setiba Jerome si rumah sakit, kondisi Marojahan tak kunjung membaik. Padahal, saat itu obat-obatan yang paling optimal sudah diberikan oleh pihak rumah sakit.

Kamis (30/10/2025) sekitar pukul 14.00 WIB, dilakukan pergantian obat. Namun, pihak keluarga sudah punya firasat bahwa Marojahan akan segera meninggalkan mereka.

"Tapi saya belum rela, Bapak Ibu. Saya masih bisikkan kalimat-kalimat untuk supaya papa bangun, papa sembuh, papa, kami masih butuh papa," tutur Chrissie dengan nada sendu.

Hingga akhirnya, kakak dari Jerome, yaitu Jehian, meminta sang ibunda untuk merelakan Marojahan. Walau berat, Chrissie yang tak sanggup lagi melihat penderitaan sang suami akhirnya harus rela.

"Akhirnya saya harus mengucapkan kata-kata perpisahan di telinga suami saya. 'Enggak apa-apa kalau papa mau pulang duluan. Ada Tuhan menjagaku. Ada anak-anak akan menjagaku. Aku mencintai papa. Engkau akan selalu di hatiku, enggak akan ada yang bisa menggantikan'," cerita Chrissie sambil menangis.

Sebagian artikel diambil dari: https://www.grid.id/read/044314590/kronologi-meninggalnya-ayah-jerome-polin-berawal-dari-sakit-perut-mendadak?page=2

Berita terkait

 

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved