Tarik Minat Pembeli Kembang Tahu, Jenderal Boneng Kenakan Seragam Tentara Hingga Sekuriti

Salam mengatur penampilannya biar terlihat seperti tentara benaran. Dia mengenakan baret, semacam tanda penghargaan, dan tidak lupa dua pucuk 'pistol'

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Kurniawati Hasjanah
Jenderal Boneng penjual kembang tahu 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Kurniawati Hasjanah

TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA- Agar menarik minat pembeli, Salam sengaja berpenampilan ala militer. Salam adalah penjual kembang tahu dan susu kedelai asal Ciamis sejak 1980.

Salam mengatur penampilannya biar terlihat seperti tentara benaran. Dia mengenakan baret, semacam tanda penghargaan, dan tidak lupa dua pucuk 'pistol' yang diselipkan di pinggang.

Baca: Baru Kerja 4 Tahun, Pasukan Oranye Ini Berhasil Jadikan Kali Surabaya Jadi Kali Terbersih

Karena penampilannya itu, warga Cipinang Elok, Jakarta Timur mengenalnya sebagai Jenderal Boneng

"Agar punya ciri khas sendiri sebagai penjual kembang tahu," kata Boneng saat ditemui TribunJakarta, Selasa (30/1/2018).

Selain seragam tentara, Boneng mengenakan seragam lainnya. Ia memiliki jadwal seragam layaknya pegawai.

Hari Senin dia berpenampilan layaknya TNI Angkatan Laut. Selasa kemudian mengenakan seragam mirip petugas Kejaksaan.

Jenderal Boneng
Jenderal Boneng Penjual Kembang Tahu

Rabu berpakaian Koboy, Kamis menggunakan seragam mirip TNI Angkatan Udara.

Baca: Situasi Darurat, Petugas Pintu Air Manggarai Kerap Bekerja 24 Jam

Nah, hari Jumat Boneng melepaskan seragam 'militer'nya. Dia memilih berpakaian ala Muslim. Sabtu Boneng kembali menggunakan seragam kebesarannya yakni kembali kse 'seragam' Angkatan Darat dan Minggu mengenakan seragam sekuriti.

Boneng mengaku menggunakan seragam unik mulai tahun 2000 dengan ide spontan. Selain unik, ia memiliki prinsip ketika berjualan haris ulet dan senang menjalani profesinya.

"Profesi itu harus ditekuni dan jangan mudah berpindah pekerjaan," tandasnya.

Menurut dia, pindah kerja membuat seseorang harus mulai dari nol dan tidak mendalami karakteristik pelangganya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved