‎Ketua DPN: PKPI Belum Lolos bukan karena Dualisme Kepengurusan, tapi Dualisme Penafsiran Sipol

Teddy menegaskan bahwa tidak pernah ada yang namanya dualisme di PKPI.

Editor: Muhammad Zulfikar
Istimewa
Pemilu 2019 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -‎ Ketua DPN Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnadi membantah pernyataan Sutiyoso bahwa partainya belum lolos sebagai parpol peserta Pemilu 2019 akibat dualisme kepengurusan.

‎Menurutnya, belum lolosnya PKPI sebagai peserta Pemilu 2019 kondisinya sangat berbeda pada saat partai dipimpin oleh Sutiyoso.

"PKPI sempat tidak lolos di pemilu 2014. Saat itu PKPI dipimpin oleh Sutiyoso. Apakah saat itu di PKPI terjadi dualisme? ternyata tidak. Kalau tidak ada dualisme, kenapa tidak lolos?‎ Artinya statement Sutiyoso tidak relevan, selain karena beliau tidak tahu perkembangan PKPI, beliau sendiri pun gagal waktu Pemilu 2014 walau tidak ada dualisme," kata Teddy dalam pernyataannya, Senin (19/2/2018).

Teddy menegaskan bahwa tidak pernah ada yang namanya dualisme di PKPI. Menurutnya, Sutiyoso lupa bahwa berdasarkan UU Partai Politik, dualisme itu bisa terjadi jika dalam sebuah kongres terjadi perselisihan kepengurusan Partai Politik. Kalau dalam kongres yang berbeda itu bukan dualisme namanya.

"Ada pihak lain mengatasnamakan PKPI membuat kongres. Kalau pihak lain membuat kongres dan gunakan nama PKPI bukan berarti itu dualisme. Makanya karena bukan dualisme, Menkumham mengeluarkan SK. Kalau terjadi dualisme, berdasarkan UU Partai Politik Menkumham tidak boleh mengeluarkan SK. Semoga hal ini dapat dipahami oleh Sutiyoso," tuturnya.

Masih kata Teddy, PKPI hari ini jauh lebih siap daripada PKPI tahun 2014 lalu. Menurutnya, PKPI hari ini telah memperbaiki begitu banyak kelemahan Partai ini sehingga menjadikan lebih siap dari segala sisi.

"PKPI belum lolos bukan karena tidak siap baik data dan personil di daerah, tapi ini hanya permasalahan penafsiran sipol saja. Di mana kita tahu bersama-sama, Sipol oleh Bawaslu RI sudah dinyatakan tidak lagi menjadi acuan," tegasnya.

Dari tiga hal ini, kata Teddy, mungkin Sutiyoso lupa kalau pernah dinyatakan belum lolos pada saat dia menjabat, apalagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak lagi pernah ada buat PKPI. Jadi menurutnya, statemen Sutiyoso tidak bisa mewakili apa pun yang terjadi hari ini di PKPI, karena beliau tidak tahu sama sekali tentang partai tersebut.

"Yang pasti pengurus PKPI sekarang ini diwariskan banyak sekali hal yang harus dibenahi. Dan hanya dalam waktu setahun, semua itu sudah bisa dibenahi sehingga kondisi PKPI sekarang ini sangat sehat," ujarnya.

"PKPI sekarang sedang fokus dalam proses sengketa di Bawaslu RI. Insya Allah semuanya bisa selesai karena faktanya semua syarat untuk menjadi peserta Pemilu lengkap, ini hanya masalah penafsiran saat verifikasi faktual, apakah mengacu pada sipol atau tidak, itu saja," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved