Kader PKPI Daerah Sesalkan Pernyataan Sutiyoso
Menurut Zaki, mengungkit kembali istilah dualisme menunjukkan bahwa Sutiyoso tak paham partai politik
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA – Sejumlah pengurus Dewan Pengurus Kabupaten Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (DPK PKPI) menyayangkan pernyataan Sutiyoso terkaiat dualisme partai.
Mantan Ketua Umum PKPI tersebut dinilai hanya memprovokasi kader dengan berpura-pura sedih terhadap kondisi PKPI yang belum lolos menjadi peserta pemilu.
“Pak Sutiyoso di media berpura-pura sedih, padahal dia hanya memprovokasi untuk memperkeruh suasana,” kata Leonardus, Ketua Dewan Pengurus Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/2/2018).
Menurut Leonardus, mantan kepala Badan Intelijen Negara itu tidak memberikan contoh dan teladan yang baik kepada kader yang sudah bekerja keras dalam mempersiapkan PKPI mengikuti tahapan pemilu yang ditetapkan KPU.
“Semua kader bekerja keras, tidak ada lagi dualisme. Jadi tidak perlu memprovokasi di media massa,” tambahnya.
Baca: Fahri Hamzah Sebut Ada Ratusan Kasus Nazaruddin yang Disimpan oleh KPK
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Dewan Pengurus Provinsi (DPP) PKPI Kalimantan Selatan, Ahmad Zaki. Menurut Zaki, mengungkit kembali istilah dualisme menunjukkan bahwa Sutiyoso tak paham partai politik.
“Dualisme itu kalau dalam satu kongres melahirkan dua kepengurusan. Kalau dalam dua kongres berbeda, kemudian yang satu ada pengakuan pemerintah melalui SK Menkumham, itulah kepengurusan yang sah,” kata Zaki.
Ditambahkan Zaki, pernyataan Sutiyoso yang seolah-olah sedih dan memprovokasi di media massa membuktikan mantan Gubernur DKI itu tak peka dengan kondisi kader partai.
“Itu provokasi murahan. Kalau Bang Yos hebat, nggak bakal dipecat oleh Presiden Joko Widodo dari posisinya sebagai Kepala BIN, itu saja,” kata Zaki lagi.
Zaki menduga bahwa Sutiyoso berada dibalik pihak Kader PKPI yang masih bertahan Cut Meutia. “Konflik ini sengaja dipelihara agar PKPI tak bisa menjadi besar dan kuat,” pungkasnya.
Ditambahkan, masalah tidak lolosnya PKPI bukan soal dualisme tapi perbedaan pandangan soal Sipol. “KPU tetap Memakai Sipol yang sudah tidak diwajibkan Bawaslu sehingga antara faktual dan Sipol berbeda. Sebenarnya kader sudah siap semua verifikasi faktual. Kondisi ini perlu dimengerti Sutiyoso,” tambahnya.