Omzet Pedagang Di Puncak Turun Drastis Padahal Jalur Sudah Dibuka

Ia juga mengatakan dihari biasanya bisa meraup omzet Rp 300 ribu, namun sejak ada musibah longsor Senin (5/2/2018) lalu kini omzetnya turun drastis.

Editor: Adiatmaputra Fajar Pratama
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Evakuasi longsor di Jalur Puncak Bogor, Senin (5/2/2018). (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy) 

Laporan wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNJAKARTA.COM, BOGOR - Jalur Puncak untuk kawasan Gunung Mas hingga Ciloto telah dibuka sejak Senin (19/2/2018).

Warung-warung di kawasan Puncak masih belum mengalami perubahan.

Pemilik warung di Kampung Pinus, Cisarua, Santi (34), mengaku bahwa pendapatannya perhari kini masih sama seperti saat jalur ditutup akibat longsor.

"Sama aja, pas udah dibuka sama pas ditutup, pembeli gini-gini aja, turun," ujar Santi kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (21/2/2018).

Baca: Target Indonesia Masuk Empat Besar Asian Games, Ini Harapan Menpora

Ia juga mengatakan dihari biasanya bisa meraup omzet Rp 300 ribu, namun sejak ada musibah longsor Senin (5/2/2018) lalu kini omzetnya turun drastis.

Ia juga mengaku heran karena ketika Jalur Puncak sudah normal, pengunjung Puncak masih sepi.

"Maunya mah kayak kemaren-kamaren aja rame gitu, ya Puncak gini aja sepi padahal udah normal, mobil bisa lewat," katanya.

Baca: Rizky Ditemukan Terlantar dan Kelaparan di Duren Sawit Gara-gara Diusir Ibu Tiri

Diberitakan sebelumnya, Ketua PHRI Kabupaten Bogor, Budi Sulistyo menyebut bahwa sepinya wisatawan bukan hanya karena penutupan jalur akibat longsor, tapi juga kondisi cuaca yang kurang bersahabat.

"Sebetulnya orang yang mau berkunjung ke Puncak ini yang kemaren-kemaren mengkhawatirkan diri sendiri juga, jadi bukan hanya masalah penutupan, misalnya orang Jakarta mau ke Puncak takut ada bencana, di rumahnya juga," ungkap Budi.

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved