Penggunaan OK OTrip dan Transjakarta Sangat Rendah, Ternyata Terkait Syarat 3 Jam

"Jadi bisa dibilang pengguna Transjakarta adalah para pekerja. Sehingga mereka belum peduli dengan yang tiga jam itu," ungkap Budi.

Penulis: Suci Febriastuti | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Suci Febriastuti
Kartu OK OTrip 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Suci Febriastuti

TRIBUNJAKARTA.COM, SENEN - Angkot One Karcis One Trip (OK OTrip) adalah program Pemerintah DKI Jakarta yang memudahkan penggunanya dalam berpindah moda karena terintegrasi dengan Transjakarta.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Budi Kaliwono, mengatakan penggunaan kartu OK OTraip dan Tranjakarta hanya sebesar 0,01%.

Baca: Festival Danau Sunter Datangkan Rezeki Melimpah bagi Penjual Makanan dan Minuman

"0,01 persen adalah jumlah kartu OK OTrip yang digunakan di halte dan angkot di hari yang sama," ujar Budi, Aula Dinas Perumahan dan Pemukiman Rakyat DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2018).

Menurutnya, skema tarif OK OTrip ini dinilai belum menarik oleh mayoritas pelanggan Transjakarta.

Hal ini disebabkan karena pengguna Transjakarta mayoritas berasal dari kalangan pekerja.

Baca: Obsesi Tato, Pria Ini Bahkan Menato Bola Mata dan Modifikasi Tubuh

"Jadi bisa dibilang pengguna Transjakarta adalah para pekerja. Sehingga mereka belum peduli dengan yang tiga jam itu," ungkap Budi.

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa keberadaan angkot OK OTrip saat ini dianggap belum terlalu dibutuhkan.

"Yang kedua adalah mereka menganggap belum begitu perlu. Mungkin kalau nanti dirasa perlu mereka akan mulai menggunakan OK OTrip," jelas Budi.

Baca: Pelatih Sebut Daya Saing Calon Pemain Persikota U-21 Kurang

Alasan tersebut yang menjadi penyebab pengguna OK OTrip di halte Transjakarta masih di bawah satu persen.

"Jadi masih di bawah satu persen yang kartunya dipakai dalam OK OTrip dan Transjakarta," tukas  Andri.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved