Selama 2018, Terjadi 10 Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Kota Bekasi

semakin banyak yang melapor, hal itu berindikasi pada mulai terbukanya wawasan masyarakat untuk cepat tanggap

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
Kompas.com/ Shutterstock
Ilustrasi kekerasan pada anak 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Kasus kekerasan terhadap anak masih menjadi momok menakutkan di Kota Bekasi.

Min Aminah Kabid Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Perempuan dan anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi mengatakan, selama kurun waktu dua bulan, januari dan februari 2018, tercatat ada 10 kasus kelerasan terkait perempuan dan anak di Kota Bekasi.

"Angka itu yang tercatat di kami sejauh ini karna kami berdasarkan hasil laporan yang masuk, belum yang melapor di instansi lain misal seperti kepolisian," ungkap Min Aminah, kepada TribunJakarta.com, di kantornya Jalan Ahmad Yani Bekasi selatan, Rabu (7/3/2018).

Dia menambahkan, terkait laporan kekerasan terhadap anak maupun perempuan, pihaknya tidak bisa menyebutkan angka laporan yang turun.

Namun dia menilai, semakin banyak yang melapor, hal itu berindikasi pada mulai terbukanya wawasan masyarakat untuk cepat tanggap mengenai masalah tersebut.

Baca: Halte Bus di Pinggir Gerbang Tol Pulomas Kondisinya Sangat Memprihatinkan

"Karena kita terus lakukan sosialisasi ke masyrakat untuk cepat tanggap melapor ketika menemukan kasus kekerasan terhadap anak mapun perempaun," jelas Min Aminah.

Mungkin dulu, lanjut Aminah masyrakat merasa malu atau malah menganggap masalah tersebut menjadi aib akibatnya banyak yang tidak melapor.

"Kita punya tanggung jawab bersama bagaimana dampak psikologis terhadap anak terutama jika dia menjadi korban kekerasan, dengan melapor DP3A akan bertindak bagaimana memulihkan gangguan psikologis yang diterima," tegasnya

Di tahun 2017, angka laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang diterima DP3A sebanyak 198 kasus.

Dia berharap dengan lebih pekanya keluarga dan lingkungan sekitar terhadap kelangsungan anak bisa meminimalisir kasus yang dapat merugikan anak.

"Tanggung jawab utama anak itu tentunya milik orang tua, tapi lingkungan juga punya andil untuk kelangsungan tumbuh kembang anak agar terhindar dari bahaya kekerasan atau semacannya," jelas Min Aminah.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved