Mayoritas Penghuni Rusun Tambora Tidak Bayar Uang Sewa
Irwan mengaku, juga bingung harus bagaimana lagi untuk menagih para penghuni di Rusun Tambora
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tunggakan sewa yang mencapai Rp 1,1 Miliar lebih di Rumah Susun (Rusun) Tambora, Jakarta Barat, yang dimulai sejak tahun 2016 hingga 2018 ini, buat jajaran pengelola Rusun Tambora, angkat tangan.
Hal itu, dibeberkan Irwan Susatio, sebagai Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Pelayanan Rusun Tambora.
"Baik di Blok A, B, dan C, sama saja semuanya (penghuni) malas bayar uang sewa. Sekitaran 75 persen penghuni malas membayar. Mereka (penghuni) ini, wataknya keras kepala. Bahkan mereka sangat yakin tak bakalan diusir. Sebab memang tidak ada pengusiran (pengosongan) secara paksa. Palingan penyegelan, teguran dan pemberian surat peringatan. Namun tetap saja mereka bodo amatan. Kami angkat tangan jika memang diminta menagih secara paksa," ucap Irwan di ruangannya di Rusun Tambora, Jumat (9/3/2018).
Baca: Pengendara Sepeda Motor Sambil Berjoget: Sempat Ikut Balapan Hinnga Kini Jadi Penjual Kembang Api
Mengenai tidak adanya lagi pengosongan atau pengusiran paksa, lanjut Irwan, sudah menjadi atensi ataupun perintah dari Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta.
Irwan mengaku, juga bingung harus bagaimana lagi untuk menagih para penghuni di Rusun Tambora yang disebut masih menunggak sewa unit Rusun.
"Pertama, pastinya malas bayar, kedua perihal ekonomi mereka yang minim, ketiga lupa atau memang pura-pura lupa. Ada yang menunggak selama setahun, dua tahun, dan juga seringkali kami menagih dengan persuasif, dan imbauan agar mereka membayar uang sewa Rusun. Rp 1,1 Miliar ditagih ya paling terbayar baru Rp 25 Juta yang terbayar. Sisanya ada yang kabur ya dari sini. Susah nagihnya," jelas Irwan. (Panji Baskhara Ramadhan)