Waketum: Kalau Gerindra Dibeginikan Terus, Itu Sama Saja Bangunkan Macan Tidur
Dasco mengatakan, berdasarkan hasil survei Partai Gerindra, elektabilitas Prabowo tak mengalami penurunan.
TRIBUNJAKARTA.COM, SENAYAN - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad meragukan hasil survei yang menyebut elektabilitas Prabowo Subianto menurun.
Ia melihat hasil survei tersebut tidak wajar.
Dasco mengatakan, berdasarkan hasil survei Partai Gerindra, elektabilitas Prabowo tak mengalami penurunan.
"Menurut hasil survei internal yang kami tidak rilis apa yang disampaikan, hasil survei itu menurut kami kurang wajar juga. Kami juga cek dari hari ke hari, apa yang dilakukan oleh Pak Prabowo dan partai kami juga punya survei," ujar Dasco, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Baca: Pengadilan Akhirnya Putuskan Kasus Naruto, Sang Monyet Indonesia Pengambil Selfie Saat Tertawa
Menurut Dasco, bukan hal sulit untuk menaikkan elektabilitas Prabowo.
Ia berpendapat, elektabilitas mantan Danjen Kopassus itu dapat meningkat drastis jika sering melontarkan kritik atas kinerja pemerintah yang dinilai kurang memuaskan.
Namun, kata Dasco, saat ini Prabowo memilih untuk tak membuat gaduh dengan melontarkan kritik terhadap pemerintah.
"Kami juga ingin menang juga dengan cara yang teduh dan enggak gaduh. Kami lakukan kerja-kerja, kader melakukan kerja," kata Dasco.
"Tapi kalau nanti kami dibeginikan terus itu sama saja bangunin macan tidur. Nanti kami minta saja Pak Prabowo setiap hari ngomong, kritik terhadap pemerintah. Itu pasti elektabilitasnya langsung naik," ujar dia.
Baca: Tak Kenal Ryana Dewi, Istri Daus Mini Mengaku Hubungan Mereka Baik-baik Saja
Sebelumnya, survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menjadi penantang terkuat Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019 mengalami penurunan.
Dikutip dari Kompas, Senin (23/4/2018), potensi keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 14,1 persen, turun dari hasil survei enam bulan lalu yang merekam angka 18,2 persen.
Survei ini dilakukan pada 21 Maret-1 April 2018 sebelum Prabowo menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden di Rakornas Partai Gerindra, 11 April lalu.
Penurunan elektabilitas tidak hanya terjadi pada Prabowo, tetapi juga pada calon potensial lainnya.