Kisah Tamin: Puluhan Tahun Kerja di Pemerintahan, dari Kasi Kelurahan, Satpol PP hingga Ketua RT

"Rekan saya pernah dikasih duit kan susah, akhirnya diuber-uber sama pedagang. Saya suruh dia pergi jangan ikut nertibin," ujarnya.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas
Tamin selaku pensiunan Satpol PP bersama kedua cucunya. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Di usianya yang semakin menua, Tamin (65) terlihat masih kekar. Terlihat dari raut mukanya yang tegas, dan juga otot-otot tubuhnya yang masih kencang.

Tamin merupakan seorang pensiunan pelayan masyarakat yang telah menduduki berbagai jabatan di tingkat kelurahan.

Baca: Realisasi Masih 5 Persen, Kecamatan Cakung Optimis Pajak Retribusi Daerah Sebesar Capai Rp 1 Triliun

Di masa akhir karirnya ia melabuhkan diri sebagai ketua RT sekitar rumahnya di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Ia mengaku telah berkerja di pemerintahan sejak empat puluh tahun silam.

"Saya diangkat di pemerintahan dari tahun 74. Pernah juga sebagai petugas Perhubungan, Satpol PP, Kasi Kesmas, hingga Kasi Pemerintahan di Kelurahan Ciganjur," ungkapnya saat ditemui TribunJakarta.com di kediamannya Jumat (27/4/2018).

Sewaktu bekerja sebagai petugas Perhubungan, Tamin memiliki cerita yang selalu membekas di ingatannya.

"Teman saya waktu itu mau pindah ke Dinas Perhubungan namanya Tamin juga. Begitu SK-nya keluar dia enggak berangkat. Saya yang akhirnya ngajuin diri di sana," tuturnya.

Sebagai petugas perhubungan, Tamin harus mengamankan lalu lintas di sekitaran, Kampung Rambutan dan Rawamangun.

"Saya bekerja di Kampung Rambutan sejujurnya banyak sekali premannya dari Palembang dan Batak. Lalu lintas sulit untuk diatur apalagi para taksi yang mengetem. Mereka lebih galak apalagi kalau belum ada penumpang seharian," katanya.

Sebelum era Reformasi, sikap warga terhadap petugas masyarakat jauh berbeda.

"Di Kampung Rambutan, orang kita tunjuk udah segan dan takut kalau ngelanggar tapi setelah reformasi malah nantangin, engga ada yang takut. Dulu suka ricuh tawuran juga di Rawamangun saya suka mengalihkan arus kendaraan," terangnya.

Usai menjadi petugas perhubungan, Tamin memutuskan untuk berhenti lantaran rumahnya yang cukup jauh.

"Saya punya kenalan orang kelurahan diajak bekerja di Kelurahan Ciganjur jadi Kesmas sebentar aja. Setelah itu ditugaskan sebagai Satpol-PP Jakarta Selatan," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved