Pasca-Ledakan Sumur Minyak, Korban Tewas Jadi 21 Orang hingga Ratusan Warga Mengungsi
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh menyebut jumlah korban meninggal bertambah menjadi 21 orang.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sejumlah petugas tetap berjaga di lokasi ledakan sumur minyak ilegal yang telah padam di Desa Pasir Putih, Rantau Pereulak, Aceh Timur, Aceh, Kamis (26/40).
Meski api telah padam, minyak mentah dari pipa lubang sumur tersebut masih menyembur ke udara serta terjadi peningkatan bau minyak dan gas sehingga warga dilarang mendekat dalam jarak radius 400 meter.
"Api sudah padam, tapi minyak mentah keluar bercampur air 80 persen," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh, Teuku Ahmad Dadek, Kamis (26/4/2018).
Ia juga menyebut jumlah korban meninggal bertambah menjadi 21 orang.
Baca: Ingin Datang ke Festival Makanan di Kampung Tempoe Doeloe Mal Kelapa Gading? Yuk Cek Jadwalnya
"Kamis pagi ini, yang meninggal bertambah dua orang, dari sebelumnya 19 orang," katanya.
Korban tambahan itu itu bernama Ishak (48), yang sebelumnya menderita luka bakar serius dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz, Peureulak.
Korban lain yang meninggal, Zainal Abidin (35), sempat dirawat di Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz.
"Hingga kini tercatat, tinggal 38 orang korban mengalami luka luka mendapat penangan medis oleh rumah sakit," kata Ahmad.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Ir Akmal Husen mengingatkan agar masyarakat sebaiknya menjauh dari lokasi tersebut untuk beberapa waktu.
Baca: Keji! Dua Dokter Potong Kemaluan Seorang Bayi hingga Meninggal, Alasannya Tak Masuk Akal
Alasannya, biasanya setelah api padam sumur itu akan mengeluarkan air bersama gas hidrokarbon, sulfida, dan CO, untuk beberapa waktu.
"Gas itu berbahaya bagi kesehatan manusia. Masyarakat sekitar tempat kejadian perlu menjaga jarak," kata Akmal Husen.
Ia menyebut semburan api dan gas memang sudah padam, hanya tinggal semburan air lumpur setinggi 4 meter.
Air lumpur tersebut bercampur gas.