Reda Gaudiamo Apresiasi Warga Net yang Menulis Puisi di Statusnya
Ia pun, lanjut Reda, mengapresiasi warganet mampu menulis puisi di statusnya ketimbang rutinitas mereka sehari-hari.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG -Di tengah ingar bingar media sosial dan perkembangan majunya teknologi informasi, tak membuat karya sastra menjadi semakin tergerus dan dilupakan.
Reda Gaudiamo, musisi dari grup musik Arireda sekaligus pegiat puisi tanah air mengungkapkan, karya sastra mampu sejalan dengan perkembangan zaman khususnya di dunia media sosial.
"Puisi bisa menjadi konten sama dengan kita menulis status di medsos. Malah saya berpikir orang-orang yang bisa menulis puisi di status adalah orang-orang yang punya citarasa tinggi dan kemahiran bahasa yang baik," ujarnya saat ditemui TribunJakarta.com, Cikini, Jakarta Pusat pada Minggu (29/4/2018).
Baca: Nisfu Syaban Segera Tiba, Begini Keistimewaannya Menurut Ustad Abdul Somad
Ia pun, lanjut Reda, mengapresiasi warganet mampu menulis puisi di statusnya ketimbang rutinitas mereka sehari-hari.
"Lebih baik menulis puisi seperti itu, ketimbang apa yang kita lakukan setiap hari. Seperti kegiatan nyisir rambut dipasang di status, trus kenapa?" ujarnya.
Baca: Makna Hari Puisi Nasional Bagi Seniman Reda Gaudiamo
Tak mesti bisa menulis puisi di media sosial, Reda pun mengapresiasi warganet yang memasang sepotong kalimat dari pujangga atau sastrawan terkenal.
"Dengan kita mengutip sepotong kalimat dari Pramoedya Ananta Toer (Sastrawan) atau Tan Malaka di status Twitter atau Facebook kita dengan itu pun sudah sangat bagus. Turut melestarikan karya mereka juga," tukasnya.