Ada Ratusan Tunanetra di Kota Depok, tapi Tak Ada Trotoar yang Layak
Banyak anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Depok, yang terjatuh kala berkeliling berdagang kerupuk.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, SAWANGAN - Kota Depok disebut tidak memiliki contoh trotoar yang layak bagi penyandang disabilitas.
Hal ini diungkapkan Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) DPC Kota Depok Mohammad Faisal.
Menurutnya, banyak anggota Pertuni yang terjatuh kala berkeliling berdagang kerupuk.
"Sering yang jatuh. Mereka memang sudah hafal lokasi tempat biasa berjualan, tapi risikonya tetap ada. Karena tiba-tiba ada lubang baru di jalan kan kita enggak tahu. Tactile Paving juga belum ada, masih banyak juga pengendara motor yang naik ke trotoar. Di Depok ini belum ada contoh trotoar yang layak bagi penyandang disabilitas," Kata Faisal, Sawangan, Depok, Jumat (25/5/2018).
Baca: Lima Fakta Al Quran Braille, Ternyata Berbeda Banget dengan yang Biasa
Faisal mengatakan, 70 persen dari total 110 anggota Pertuni Kota Depok mencari nafkah dari berjualan kerupuk.
Kebanyakan dari mereka memilih berdagang di jalan besar yang memiliki risiko besar karena banyak dilewati pengendara.
"Kebanyakan berdagang di kawasan Cinere, mereka berkeliling di jalan raya, jadi bukan di jalan perumahan warga. Makannya butuh akses trotoar yang bagus," jelasnya.
Faisal yang pernah menyampaikan keadaan ini mengatakan pihak Pemkot Depok juga mengakui kalau kondisi trotoar di Depok tidak ramah bagi penyandang disabilitas.
Ia sudah menyampaikan hal ini sejak tahun 2013 saat Nur Mahmudi Ismail masih menjabat Wali Kota Depok.
Baca: Penyandang Tunanetra Tantang Masyarakat Beri Mereka Lapangan Kerja
Namun hingga kini Faisal menilai tetap belum ada upaya nyata yang dilakukan Pemkot Depok bagi warganya.
"Belum ada ruas jalan yang bisa dijadikan contoh, karena masih banyak teman-teman yang jatuh ketika berjalan. Tunanetra kan kalau jalan berpatok pada trotoar," ujar Faisal.
Selain tunanetra, pengguna kursi roda juga membutuhkan akses trotoar yang layak.