Pansus Pendidikan DPRD DKI Tekankan Pentingnya Karakter dan Identitas Budaya Betawi di Sekolah

Ketua Pansus Penyelenggaraan Pendidikan DPRD DKI Jakarta, M. Subki menegaskan pentingnya pendidikan bermutu yang tidak hanya berorientasi pada nilai.

TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Ketua Pansus Pendidikan DPRD DKI Jakarta M. Subki tekankan pendidikan karakter dan budaya sebagai dasar menumbuhkan kedisiplinan siswa. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketua Panitia Khusus (Pansus) Penyelenggaraan Pendidikan DPRD DKI Jakarta, M. Subki menegaskan pentingnya pendidikan bermutu yang tidak hanya berorientasi pada nilai akademik. 

Menurut dia, pembentukan karakter generasi muda menjadi bagian yang harus ditanamkan di setiap sekolah. 

Menurutnya, anak-anak lulusan sekolah di Indonesia harus memiliki karakter kuat seperti kedisiplinan, kepedulian, dan ketertiban.

“Di negara lain, anak-anak lulusan sekolah dasar sudah menunjukkan karakter kuat, seperti disiplin, tertib mengantre, dan peduli lingkungan. Kita ingin anak-anak kita juga memiliki karakter baik yang selaras dengan nilai-nilai kebaikan, salah satunya bersumber dari agama,” ujar Subki, Kamis (4/9/2025) lalu.

Namun, ia menilai pendidikan karakter di Indonesia masih menjadi tantangan besar. Subki mencontohkan masih banyak masyarakat yang melanggar aturan lalu lintas, termasuk menerobos lampu merah.

“Artinya, kedisiplinan belum benar-benar tumbuh,” tegasnya.

Selain menyoroti karakter, Subki juga mengingatkan pentingnya menjaga dan melestarikan budaya Betawi

Menurutnya, Jakarta harus bisa menempatkan budaya Betawi sebagai identitas sekaligus daya tarik, sebagaimana Bali menjadikan kebudayaannya sebagai sumber devisa.

“Meskipun kita terbuka terhadap budaya lain, jangan sampai budaya Jakarta hilang. Karena itu, kurikulum seperti Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta (PLBJ) perlu diperkuat,” tuturnya.

Subki menambahkan, PLBJ sebagai muatan lokal memiliki peran penting untuk memperkenalkan siswa pada lingkungan, nilai sosial, serta kebudayaan Betawi dan Jakarta.

Ke depan, ia bahkan mendorong agar pelajaran PLBJ dikembangkan dengan pengantar bahasa Inggris.

“Dengan begitu, anak-anak dapat lebih mengenal Monas, Museum Wayang, dan kekayaan budaya lokal lainnya, sekaligus meningkatkan kemampuan bahasa asing mereka,” tandasnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved