Ternyata, Pelajar yang Curi Koper di Bandara Soekarno-Hatta Hanya untuk Koleksi di Kamarnya
DV (15) telah lima kali mencuri koper penumpang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - DV (15) telah lima kali mencuri koper penumpang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Selama itu ia beraksi sendiri dan berhasil membawa pulang 10 koper.
DV yang menggondol dua koper di conveyor Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta sempat terekam kamera CCTV dan kemudian viral.
Ternyata, bocah tersebut masih duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah pertama.
Polisi menangkap DV di kediamannya di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Sabtu (26/5/2018).
Hebatnya, ia mampu mengecoh petugas.
Baca: Jeritan Hati Nenek Heni dan Senyum Polos Alif yang Sahur Pakai Nasi dan Garam
Baca: Kisah Viral Alif, Bocah Yatim Piatu Sahur Pakai Nasi dan Garam, Tinggal di Gubuk Reyot
Baca: Pencuri Koper di Bandara Soekarno-Hatta Masih 15 Tahun, Sukses Embat 10 Koper

Hal tersebut dibenarkan dan diungkap langsung oleh Kapolres Kota Bandara Soekarno-Hatta, AKBP Victor Togi Tambunan.
"Jadi yang bersangkutan sudah melakukan aksinya kurang lebih lima kali. Dari lima kali itu, ada sebanyak 10 buah koper yang sudah dibawa DV," terang Victor di Mapolresta Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (27/5/2018).
Setelah melakukan aksinya tersebut, uniknya, yang bersangkutan tidak menjual atau pun menggunakan barang hasil curiannya tersebut.
Pasalnya, sepuluh koper yang berhasil DV gondol hanya disimpan di kamarnya yang berlokasi di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
"Adalah kesukaan tersangka barang berupa koper. Sehingga dia ingin koleksi koper dan yang ia curi ini di koleksi di kamarnya," terang Victor.
"Dia asal saja ambilnya koper, tidak mempersoalkan masalah model kopernya," imbuh Victor.
Berdasarkan data yang TribunJakarta.com dapatkan, rata-rata isi koper yang DV gasak berisi pakaian dan tidak ada barang berharga lainnya.
Namun, DV hanya menaruhnya di kamar dan menjadikannya barang koleksi semata.
"Untuk masalah kejiwaan kita masih telusuri lagi karena sampai sekarang kami masih mengumpulkan data selengkap mungkin," tambah Victor.