Polsek Koja Akan Terus Lakukan Antisipasi Cegah Tindak Kriminal di Angkot

Langkah preemtif yang terus dilakukan yakni dengan mensosialisikan soal tindak kriminal yang bisa terjadi kapanpun dan dimanapun.

TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Kapolsek Koja Kompol Efendi 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Kapolsek Koja Kompol Efendi mengatakan pihaknya akan terus melakukan langkah preemtif dan langkah preventif untuk meminimalisir tindak kriminal yang terjadi di angkutan umum (angkot).

Langkah preemtif yang terus dilakukan yakni dengan mensosialisikan soal tindak kriminal yang bisa terjadi kapanpun dan dimanapun.

"Antisipasi kita bertahap. Ada preemtif, itu jauh sebelum adanya kerawanan atau potensi gangguan. Selalu kita sampaikan di setiap kesempatan, modus-modus pelaku kejahatan supaya masyarakat bisa mengantisipasi, bisa melindungi diri sendiri dan keluarganya," kata Efendi, Senin (25/6/2018).

Baca: Siap Lamar Paula Verhoeven Bulan Depan, Baim Wong Bongkar Kesamaan Hobi dengan Sang Kekasih

Untuk langkah preventif, Efendi mengatakan pihak kepolisian akan terus berupaya hadir di tengah-tengah keramaian dan tempat-tempat rawan.

Selain itu, polisi juga akan bekerjasama dengan stakeholder terkait, semisal Dinas Perhubungan, untuk mengantisipasi tindak kriminal di dalam angkot.

"Tentu, semua stakeholder harus ada kerja sama dalam rangka meminimalisir dan mengantisipasi terjadinya hal serupa," kata dia.

Sebelumnya pada Sabtu (23/6/2018) lalu, seorang wanita bernama Asih Sukarsih (31) tewas setelah melompat dari mikrolet 30A yang sedang melintas di jalur busway, Jalan Yos Sudarso, Koja, Jakarta Utara.

Baca: Ventilasi Situs Sejarah Rumah Cimanggis Dicuri dan Sempat Diperjualbelikan

Dirinya melompat karena takut usai menyaksikan percobaan pencurian yang terjadi di angkot yang ia tumpangi itu.

Kompol Efendi menambahkan, lalu lintas di ruas jalan tersebut sedang longgar pada Sabtu siang saat kejadian.

Kelonggaran lalu lintas tersebut membuat tersangka leluasa menjalankan aksinya. Apalagi, saat kejadian, hanya terdapat enam orang di dalam mikrolet, yakni tiga pelaku dan tiga penumpang biasa.

"Sangat longgar lalu lintasnya. Justru kalau ramai atau penuh itu mikrolet mungkin justru terbatas ruang geraknya atau mereka nggak imbang antara pelaku dan penumpang," kata Kapolsek.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved