Harga Melonjak, Pengusaha Rumah Makan Padang Kecilkan Porsi Telur Dadar

Laporan wartawan TribjnJakarta.com, Rafdi Ghufran

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Kenaikan harga telur di pasaran berimbas pada pengusaha Rumah Makan Padang yang menyediakan telur dalam menu hidangannya.

Sutarno (38), pengusaha Rumah Makan Padang yang ada di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara pun ikut menjerit akibat kenaikan harga tersebut.

Karena mahalnya harga, Sutarno terpaksa mengecilkan potongan telur dadar yang dijualnya.

• Begini Kondisi Gudang yang Jadi Saksi Bisu Pembunuhan Sadis Aris Terhadap Mantan Kekasihnya

Hal itu dilakukan agar dirinya tidak merugi.

Namun khusus untuk telur bulat, dirinya harus merelakan mendapatkan untung sedikit lantaran Sutarno enggan menaikkan harga.

• Polisi Akan Tempatkan Anggota di Rumah Mardani Ali Sera

"Kita sementara belum naikin harga, tapi khusus telur dadar kita kecilin potongannya, tapi telur bulat ngga, harganya tetap," kata Sutarno, Kamis (19/7/2018).

Oleh karenanya, Sutarno lebih memperbanyak stok telur dadar ketimbang telur bulat untuk menyiasati kenaikan harga tersebut.

Sutarno pun khawatir akan banyak pelanggan yang kecewa jika dirinya menaikkan harga dagangannya.

"Kita kalo mau naikin takut pelanggan kecewa, makanya kita dapat untung dari telur dadar aja, makanya stoknya kita lebihin dibanding telur bulat," ujarnya kepada TribunJakarta.com.

Meski begitu Sutarno mengaku pengurangan porsi pada telur dadarnya hanya sedikit.

Sehingga pembeli tidak perlu khawatir akan mendapat potongan yang kecil.

Sebelumnya harga telur di pasaran mencapai Rp 29 ribu untuk setiap kilogram, hal itu pun banyak meresahkan masyarakat mengingat telur adalah bahan makanan favorit berbagai kalangan.