Prabowo Subianto Sebut Kemiskinan di Indonesia Naik 50 Persen, Ali Ngabalin: Menyesatkan

Ali Mochtar Ngabalin menilai, kritik yang dilontarkan kepada pemerintah dan cenderung bernada pesimis merupakan kritik yang menyesatkan.

YouTube
Ali Mochtar Ngabalin 

TRIBUNJAKARTA.COM - Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin menilai, kritik yang dilontarkan kepada pemerintah dan cenderung bernada pesimis merupakan kritik yang menyesatkan.

Bahkan, Ngabalin menyebut kritik terkait meningkatnya angka kemiskinan yang dilontarkan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyesatkan.

"Itu sebabnya saya ingin mengatakan kepada Anda semua bahwa kalau ada pernyataan dari siapa pun, termasuk dari Prabowo Subianto, kalau menyebutkan kemiskinan Indonesia naik 50 persen, itu adalah pernyataan yang sesat dan menyesatkan," ujar Ngabalin dalam sebuah diskusi di kawasan Matraman, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018).

Menurut Ngabalin, saat ini generasi muda Indonesia memiliki optimisme untuk memajukan bangsanya. 

Ia meyakini kritik yang bersifat pesimisme dan fitnah tidak akan membuat Indonesia bubar.

Tak Melulu Pakai Sabun, 8 Bahan Alami Ini Juga Bisa Bersihkan Wajah Kamu

Ngabalin pun memastikan kritik yang dilontarkan oleh Prabowo terkait meningkatnya kemiskinan itu tidak benar.

Menurut dia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan justru menurun.

Kendati demikian ia tidak memaparkan data penurunan tersebut secara detail.

"Sepanjang Anda berbohong, sepanjang Anda menyebarkan berita hoaks, berita yang sesat dan menyesatkan, saya akan melakukan perlawanan di mana pun Anda berada," kata Ngabalin.

Dalam beberapa kesempatan, Prabowo memang kerap melontarkan kritik terhadap pemerintah di bidang ekonomi.

Misalnya seusai bertemu Ketua MPR Zulkifli Hasan di rumah dinasnya Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018) lalu,

Prabowo sempat memaparkan soal kesenjangan sosial.

Harga Tiket Konser Rp 25 Juta, Syahrini: Penyanyi Luar Diapresiasi, Penyanyi Lokal Juga Harus Dong

Bahkan, ia menguatkan kritik terkait kesenjangan sosial tersebut dengan data-data dari institusi pemerintah, lembaga internasional dan lembaga swadaya masyarakat, seperti Oxfam, Infid dan Walhi.

Mantan Komandan Jenderal Kopassus TNI AD itu mengungkapkan, berdasarkan hasil riset lembaga internasional, koefisien gini ratio Indonesia berada di angka 45.

Artinya, 1 persen masyarakat menguasai 45 persen kekayaan nasional.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved