Asep Maralih, Tukang Parkir Cacat Tangan di Ciputat Harap Dapat Kerjaan

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Asep Maralih, pengatur lalu lintas, atau profesi yang biasa disebut tukang parkir, di wilayah Jalan Bukit Indah, berharap bisa mendapatkan kerjaan.

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, pria berusia 36 tahun itu, alami cacat di bagian tangan sejak lahir.

Namun dengan lengan yang hanya seukuran setengah dari lengan pada normalnya itu, ia masih bisa menjadi tukang parkir selama enam tahun di Jalan Bukit Indah, pada persimpangan Gang Tupang 3 itu.

Maralih mengatakan sebelumnya sempat bekerja di sebuah pabrik, namun karena gaji yang tak jelas besarannya, ia akhirnya keluar.

Pria kelahiran asli Ciputat itu juga sempat menjadi kuli bangunan, saat ada peoyek pembangunan rumah bagi pengungsi banjir di dekat tempat tinggalnya.

• Sosok Pameran Pengganti Jokowi Ngebut Naik Motor, Saddum So Asal Thailand

• Kata Fadli Zon: Aksi Panjat Tiang Bendera Lebih Heroik Dibandingkan Aksi Stuntman Akrobat Motor

"Sudah lama saya mah. Ada sudah enam tahun. Sebelumnya saya di pabrik. Tapi karena gajinya enggak jelas saya keluar. Saya juga pernah bangun rumah. Waktu banjir tuh, rumah yang pengungsi saya yang buat," ujarnya, Minggu (19/8/2018).

Sebagai seorang tuna daksa, ia tergolong serba bisa dengan segala profesi yang pernah dilakoninya.

Namun penghasilan yang tak menentu, membuatnya merasa ingin mendapatkan pekerjaan tetap.

Berbagai usaha untuk mendapatkan kerjaan lain, sudah dilakukannya. Namun anggapan negatif terhadap dirinya kerap menjadi penghalang.

Maralih mengaku akan bersedia bekerja pada posisi apapun, sekalipun itu hanya sebagai office boy (OB).

"Saya mau kerja bang. Apa saja lah, nyapu-nyapu juga bisa, OB kek," harapnya.