Banting Setir Jadi Penjual Sapi, Lana Rela Tidur di Dekat Kandang Demi Bisa Hidupi Keluarga
"Kalau hari biasa saya petani di Bima. Ke sini setiap mau Idul Adha aja bantuin dagang sapi. Diajak sama tetangga di kampung," kata Lana
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK- Jelang Hari Raya Idul Adha selalu diwarnai dengan banyaknya para penjual hewan kurban.
Tak sedikit para pedagang hewan kurban ini merantau dari daerah asalnya menuju kota-kota besar seperti Jakarta.
Mayoritas dari mereka menjual hewan kurban yang dibawa langsung dari kampung halamannya.
Menyewa lahan kosong untuk menjajakan hewan kurban, mereka biasanya telah membuka lapaknya sejak beberapa minggu sebelum Idul Adha.
Satu diantaranya dilakukan oleh Lana yang merantau dari kampungnya di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berdagang sapi Bima di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Ia bersama 13 teman satu kampungnya merantau ke Jakarta sejak beberapa minggu silam bersama puluhan sapi kurban yang akan ia jual di ibu kota.
"Kalau hari biasa saya petani di Bima. Ke sini setiap mau Idul Adha aja bantuin dagang sapi. Diajak sama tetangga di kampung," kata Lana saat ditemui TribunJakarta.com, Minggu (19/8/2018).
Setiap harinya Lana bertugas memberi makan dan minum sapi-sapi yang ada di lapak ini.
Ia harus memastikan seluruh sapi yang ada di tempat ini sehat sehingga mampu menarik pembeli.
Selain itu, ia juga harus membersihkan kotoran hewan tersebut agar tidak menimbulkan bau tak sedap.
"Ya pokoknya saya disini merawat sapi ini sampai dibawa ke pembeli. Setiap sapi yang kejual saya dapat potongan beberapa persen," ujarnya.
Selama berada di Jakarta, Lana dan teman-temannya itu pun tinggal di sebuah saung di dalam lapak sapi yang dijualnya.
"Saya tinggal di sini sambil jagain sapi, tidurnya juga ganti-gantian. Malau bosnya sih nyewa kontrakan," kata Lana.
Meski tidur di dekat kandang sapi, sama sekali tak masalah baginya.