Rupiah Anjlok Terhadap Dolar dan Mata Uang Lainnya, Warga Berburu Dolar dan Harga Elektronik Naik

jika tren pelemahan rupiah terhadap dollar AS masih berlanjut, maka potensi pelemahan mata uang garuda dengan mata uang regional juga cukup besar.

Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Muhammad Zulfikar
Bloomberg
Nilai tukar rupiah terhadap USD 

TRIBUNJAKARTA.COM- Nilai tukar rupiah terhadap dolar merosot drastis. Satu dolar bahkan dijual di sejumlah bank besar di Indonesia di atas Rp 15 ribu.

Penurunan yang tajam tersebut berimbas kepada roda perekonomian hingga perubahan perilaku masyarakat. Misalnya saja warga yang ramai-ramai beli dolar hingga kenaikan harga barang elektronik.

Berikut adalah rangkuman TribunJakarta merosotnya nilai tukar rupiah.

1. Rupiah melemah terhadap mata uang regional

Tak hanya terhadap dollar Amerika Serikat, rupiah juga melemah di hadapan sejumlah mata uang regional atau dari negara tetangga.

Sebagai contoh, mengutip Bloomberg pada Rabu (5/9) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah menyusut 1,59% year to date (ytd) ke level Rp 10.692,96 per dollar Australia. Rupiah juga sudah terkoreksi 7,01% (ytd) dengan dollar Singapura di level Rp 10.818.

Mata uang garuda juga melemah 7,49% (ytd) dengan ringgit Malaysia di level Rp 3.601,57. Bahkan, saat ini rupiah berada di level terendahnya dengan mata uang asal Negeri Jiran tersebut.

Analis Monex Investindo Futures, Faisyal berpendapat, pelemahan rupiah dihadapan mata uang regional merupakan efek dari perbedaan kondisi ekonomi di antara negara-negara yang bersangkutan. Ia pun menyebut, posisi defisit transaksi berjalan Indonesia yang melebar menjadi 3% di kuartal II 2018 berpengaruh besar terhadap koreksi rupiah terhadap sejumlah mata uang negara tetangga.

Sebagai negara emerging market, melebarnya defisit transaksi berjalan akan menambah beban suatu mata uang dalam menahan tekanan sentimen global seperti kenaikan suku bunga acuan AS dan perang dagang. Aksi penjualan di pasar saham dan obligasi pun rentan terjadi ketika kondisi tersebut berlangsung.

Lebih lanjut, adanya agenda politik juga mempengaruhi pergerakan rupiah dihadapan mata uang regional. Hal tersebut turut membuat para investor cenderung lebih waspada untuk berinvestasi pada aset dari negara emerging market, terutama yang sedang menghadapi agenda Pemilu.

“Ini juga membuat rupiah melemah dengan negara di sekitarnya, karena tidak semua negara dihadapkan pada kondisi tahun politik,” kata Faisyal.

Jelang Pertandingan Uji Coba, Pelatih Persija Waspadai 3 Pemain Bintang Selangor FA

Ramai-ramai Dukung Jokowi, Para Gubernur Baru Tolak Patuh kepada Partai hingga Siap Kerahkan Suara

Singapura dan Indonesia Satu Grup di Piala AFF 2018, Begini Komentar Pelatih Fandi Ahmad

Dia melanjutkan, jika tren pelemahan rupiah terhadap dollar AS masih berlanjut, maka potensi pelemahan mata uang garuda dengan mata uang regional juga cukup besar.

Maka dari itu, penting bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang efektif dalam memperbaiki posisi defisit transaksi berjalan agar rupiah tidak ikut melemah dihadapan mata uang regional.

“Kalau hanya mengandalkan BI tidak cukup, karena sejauh ini yang efektif hanya kenaikan suku bunga,” imbuh Faisyal.

Suasana tempat penukaran mata uang asing atau Money Changer di PT Ayu Masagung yang ada di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (5/8/2018).
Suasana tempat penukaran mata uang asing atau Money Changer di PT Ayu Masagung yang ada di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (5/8/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/SUCI FEBRIASTUTI)

2. Rupiah Terus Merosot, Masyarakat Berbondong-bondong dan Antre Beli Dolar

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved