Dapat Hidayah di Lapas, Napi Ini Putuskan Hijrah dan Bercita-cita Jadi Ustaz

Seolah mendapat hidayah, Mirtah pun memutuskan untuk hijrah dan bertekad memperbaiki hidupnya yang sebelumnya telah ia sia-siakan.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ilusi Insiroh
TRIBUNJAKARTA.COM/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI
Mirtah Sasmita (kiri) bersama dengan Kalapas Klas 1 Cipinang Andika (kanan) saat ditemui TribunJakarta.com. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Mirtah Sasmita (52) terpaksa mendekam di dalam sel tahanan Lapas Klas 1 Cipinang lantaran melakukan pencurian listrik yang mengakibatkan kerugian negara hingga ratusan juta rupiah.

Guna mempertanggungjawabkan perbuatan tersebut ia divonis penjara selama lima tahun lebih oleh pengadilan pada tahun 2016 yang lalu.

Seolah mendapat hidayah, Mirtah pun memutuskan untuk hijrah dan bertekad memperbaiki hidupnya yang sebelumnya telah ia sia-siakan.

"Begitu saya disini (Lapas Cipinang) diingatkan niatnya untuk bertobat, kemudian kami juga diajarkan mengenali ilmu agama dan diajarkan mendekatkan diri kepada Allah," ucapnya kepada TribunJakarta.com, Selasa (11/9/2018).

Selain itu, ia menambahkan, calon Wakil Presiden yang diusung Jowo Widodo, yaitu Ma'ruf Amin sedikit banyak mempengaruhinya niatnya membulatkan tekad untuk hijrah.

"Dulu Kyai Haji Ma'ruf Amin sempat menjadi pembina disini, pendidikan agama disini seperti di pesantren," ujarnya di Lapas Klas 1 Cipinang, Jatinegara, Jakarta Timur.

Ia menceritakan, saat itu setiap harinya ia selalu menghabiskan waktunya dengan memperdalam ilmu agama dan membaca Al-Quran.

"Setiap Senin sampai Jumat pukul 08.00 WIB kami sudah berkumpul untuk belajar agama sampai pukul 11.00 WIB, setelah itu apel dan kembali lagi pukul13.30 WIB untuk belajar Al-Quran serta dakwah," kata Mirtah.

Tak hanya itu, setiap Sabtu dan Minggu pun ia terus memperdalam ilmu agamanya dengan belajar bahasa Arab.

"Disini kami setiap harinya belajar agama, enggak ada liburnya sampai Sabtu dan Ahad anak-anak belajar terus," ucap dia.

Tak hanya itu, setiap malam Jumat pun, Mirtah selalu rutin membaca surat al kahfi dan menjalankan salat tahajud tiap paginya.

"Alhamdulillah setelah disini saya juga rutin menjalankan saum, Senin dan Kamis itu sudah seperti kebutuhan bagi saya," ujarnya.

Setelah dianggap memiliki cukup ilmu agama, petugas lapas memutuskan menjadikan Mirtah sebagai pengajar agama Islam bagi para narapidana lainnya.

Pengurus lapas berharap Mirtah dalam menularkan kebaikan dan menuntun teman-temannya sesama napi untuk lebuh mendekatkan diri kepada Allah.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved