Sandiaga Uno Ingin Debat Capres-Cawapres Tidak Saling Menjatuhkan
Karena menurutnya, demokrasi Indonesia adalah sesuatu yang mempersatukan warganya, bukan terpecah-belah menjadi beberapa kubu
Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar
TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Munculnya usulan format debat menggunakan bahasa Inggris atau adanya tes membaca Alquran, ditanggapi oleh bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno justru menginginkan format debat yang tidak saling menjatuhkan, karena menurutnya dalam mengarungi dunia politik harus dijalani dengan santai dan menyenangkan.
"Saya udah pernah ikut Pilkada (DKI Jakarta), gimana setiap debat benar-benar semua tegang. Politik harus dibuat santai dan menggembirakan," ujar Sandiaga Uno di Universitas Dharma Persada, Jakarta Timur, Jumat (14/9/2018).
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan, debat seharusnya menjadi ajang untuk saling melemparkan visi dan misi pasangan calon, bukan saling menjatuhkan satu sama lain.
• Polsek Tambun Sita Ratusan Bungkus Miras Oplosan dari Sebuah Warung di Kampung Kobak Bekasi
Karena menurutnya, demokrasi Indonesia adalah sesuatu yang mempersatukan warganya, bukan terpecah-belah menjadi beberapa kubu.
"Kenapa tidak konsepnya 'urun rembruk' atau 'sarahsehan'. Atau meyampaikan visi misi pandangan dan tidak saling menyerang. Karena demokrasi di Indonesia itu sebenarnya demokrasi yang mempersatukan, tidak usah ikut format-format negara lain," ujar Sandiaga Uno.
Ia pun berharap, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dapat memikirkan format debat yang baik, agar ajang tersebut menjadi tempat untuk saling menyampaikan visi dan misinya kepada masyarakat Indonesia.
"Tugas KPU memastikan bahwa ke depan inovasinya apa itu, supaya tidak terpecah belah antara dua kubu. Masyarakat sudah tahu kok, sudah bisa menentukan pilihan, mereka ingin melihat visi misi seperti apa," ujar Sandiaga Uno.
Sebelumnya, Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengusulkan agar dalam debat Pilpres 2019 nanti, formatnya menggunakan bahasa Inggris. Karena, presiden terpilih nanti akan sering berbicara di depan forum-forum internasional.
Usulan tersebut langsung dibalas oleh Wasekjen PPP Indra Hakim Hasibuan, yang juga mengusulkan format debat juga memakai bahasa Arab dan baca Alquran.