Pilpres 2019

Resah Sikap Politik Yenny Wahid Disebut Wakili GusDurian, Alissa Wahid Singgung Soal Adu Domba

Alissa Wahid mengaku resah saat sikap politik sang adik Yenny Wahid disebut mewakili GusDurian, ia latas singgung soal adu domba.

ISTIMEWA/Website NU.OR.iD
Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H

TRIBUNJAKARTA.COM - Putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid mengaku resah.

Keresahan itu bersumber dari sang adik Yenny Wahid yang memutuskan untuk mendukung pasangan calon presiden nomor urut satu Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.

Pasalnya banyak pihak yang menyebut keberpihakan Yenny Wahid mewakili suara GusDurian.

"Kawan2 @GUSDURians resah ketika media & publik sekarang menggunakan kosakata gusdurian untuk memotret sikap politik @yennywahid. Sebagai penjaga warisan politik GD, Yenny mengelola gerakan politik yaitu gerakan Kader Gus Dur," tulis Alissa Wahid.

Alissa Wahid diketahui merupakan pentolan dari gerakan Gus Durian.

Putri sulung Gus Dur itu kerap menegaskan GusDurian adalah gerakan sosial yang netral dan tidak ikut campur dalam politik lima tahunan (Pilpres).

Memiliki sikap politik yang berbeda dengan Yenny Wahid, Alissa Wahid singgung soal adu domba.

Alissa Wahid menegaskan meski berbeda, keluarganya tidak mengalami perpecahan.

Hal tersebut membuat agenda adu domba yang dilakukan sejumlah oknum tidak dapat mempengaruhi keutuhan keluarga tersebut.

Pasalnya menurut Alissa Wahid segala keputusan yang diambil termasuk dengan sikap politik Yenny Wahid sudah melalui proses diskusi.

"Ohya, tidak ada perpecahan di Ciganjur. Kami mendiskusikan semuanya. Sikap & deklarasi @yennywahid pun demikian. Jadi lupakan agenda adu domba ya. Kagak ngefeeeeeek.," tulis Alissa Wahid.

Soroti Sikap Politik Alissa Wahid dan Yenny Wahid, Sudjiwo Tedjo: Gus Dur Selalu Bikin Repot

Barisan Kader Gus Dur Dukung Jokowi, Alissa Wahid Bilang Jaringan Gusdurian Tak Politik Praktis

TONTON JUGA

Hal tersebut disampaikan Alissa Wahid melalui media sosial Twitternya pada Kamis (27/9/2018).

Menurut Alissa Wahid baik dirinya dan Yenny Wahid berusaha menjaga dan merawat warisan perjuangan Gus Dur.

Perjuangan Gus Dur sebagai guru bangsa dirawat oleh Alissa Wahid dan GusDurian.

Sedangkan perjuangan Gus Dur sebagai politisi dirawat oleh Yenny Wahid dan Kader GusDur.

"Di keluarga Ciganjur, ruang strategis juga dibuka. Secara utuh, dzurrriyah merawat warisan perjuangan Gus Dur.

Gus Dur sbg Guru Bangsa dan pejuang rakyat, dirawat bersama. Tidak ada muatan politis di sini.

Gus Dur sbg politisi, dirawat @yennywahid. Ini gerakan politik," tulis Yenny Wahid dikutip TribunJakarta.com dari laman Twitter, pada Kamis (27/9/2018).

Diberitakan sebelumnnya Konsorsium Kader Gus Dur yang dipimpin Yenny Wahid resmi menyatakan dukungannya kepada pasangan nomor satu Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019.

Pernyataan sikap itu disampaikan di Rumah Pergerakan Gus Dur di Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018).

Pernyataan sikap diawali dengan cerita Yenny Wahid hidup sederhana bersama ayahanda Abdurrahman Wahid atau Gus Dur semasa di bangku kuliah.

“Oleh karena itu kami membutuhkan pemimpin yang sederhana,” ucapnya.

“Dengan mengucap basmallah, Konsorsium Kader Gus Dur menyatakan dukungan kepada calon presiden nomor 1 Joko Widodo-Ma’ruf Amin semoga bisa menjabat kembali menjadi presiden,” tegas Yenny.

Usai pernyataan sikap, peserta konsorsium yang terdiri dari banyak organisasi meneriakkan kalimat takbir dan mengumandangkan salawat.

Pernyataan sikap ditutup dengan penyerahan lukisan anak kecil bertelanjang dada yang menggoreskan kuas bertuliskan NKRI dari salah satu pimpinan konsorsium kepada Yenny Wahid.

Alissa Wahid Tegaskan Sikap GusDurian

Alissa Wahid menyebut pengikut Gusdurian bebas menentukan dukunganya kepada salah satu pasangan calon presiden.

Sebab menurut Alissa Wahid Gusdurian tidak dapat mengatur aspirasi politik para pengikutnya.

"Suara Gusdurian boleh ke mana-mana, sebab @GUSDURians tidak mengatur aspirasi politik para gusdurian, yaaaa...." tulis Alissa Wahid, pada Kamis (13/9/2018).

Hal tersebut disampaikan Alissa Wahid melalui media sosial Twitternya.

Pantauan TribunJakarta.com, Alissa Wahid menjelaskan Gusdurian tak ingin terlibat dalam politik parktis.

"Sedangkan @GUSDURians tetap membebaskan, tidak ada pengorganisiran kelompok, krn kerja kami ada di ruang non politik praktis." tulis Alissa Wahid.

Alissa Wahid juga mengatakan seorang Gusdurian boleh memihak salah satu capres, namun tidak diperkenakan untuk membawa nama instansi itu.

"Bisa tidak seorang Gusdurian mengikuti sikap politik @yennywahid dan Barikade GusDur? Kalau personal ya boleh. Tidak boleh mengatasnamakan gusdurian atau komunitas lokal gusdurian," tulis Alissa Wahid.

Menurut Alissa Wahid banyak pengikut Gusdurian yang turut menyuarakan aspirasi politiknya secara aktif dan tidak membawa nama instansi tersebut.

"Banyak gusdurian yang menyalurkan aspirasi politiknya secara aktif. Seperti mas @savicali dst. Tapi tidak pernah atas nama @GUSDURians." tulis Alissa Wahid.

Alissa Wahid lantas menjelaskan sikap yang dipilih Gusdurian bukan tanpa alasan.

Gusdurian memiliki tujuan untuk memperjuangkan kepentingan sosial.

Alissa Wahid mengatakan keberpihakan Gusdurian kepada salah satu pasangan calon dapat merusak tujuan tersebut.

"Mengapa ini harus diperjelas? Karena @GUSDURians sudah menggariskan pilihan strategi perjuangan yaitu gerakan sosial. Kami tidak ingin urusan politik 5 tahunan merusak bangunan stratak kami." tulis Alissa Wahid.

Tak hanya itu Alissa Wahid kembali menegaskan Gusdurian merupakan gerakan sosial yang memperjuangkan gerakan rakyat.

Menurut Alissa Wahid Gusdurian hadir bukan untuk politis atau pejabat tertentu.

"Kesetiaan @GUSDURians sebagai gerakan sosial hanya untuk rakyat, bukan untuk politisi atau pejabat publik tertentu." tulis Alissa Wahid.

Alissa Wahid ungkap kedekatan Yenny Wahid dengan Ahok

Seolah menyadari dirinya yang kini tengah diburu soal kesediaannya, Yenny Wahid pun cukup lama tidak mencuitkan sesuatu di akun Twitternya.

Namun sang kakak, Alissa Wahid akhirnya buka suara soal tawaran tersebut.

Seorang netizen tampak mengambil kesimpulan lebih awal soal pilihan sang adik.

Ia menyebut kalau Yenny Wahid akan menolak jadi timses capres dan cawapres yang dekat dengan kaum intoleran, dan kasus Pilkada DKI pun dijadikan contoh.

Alissa kemudian meluruskan pernyataan netizen tersebut dengan mengungkapkan kedekatan keluarganya dengan kaum intoleran.

Cuitan itu disampaikan oleh Alissa Wahid di akun Twitternya sekaligus menjawab pernyataan netizen soal keinginannya jika putri Gus Dur tidak ikut berpolitik praktis.

"Sy sngt yakin mbk yenny akan menolak jdi timses capres/cawapres yg deket kaum intoleran n kasus pilkada DKI kmaren jg bukti nyata & ter-fresh...

Jdi andai anak2 Gus Dur pilih merapat kemereka, so unbelievable!

Masak anak Gus Dur nggak GusDurian?

@yennywahid
@AlissaWahid," tulis akun @ajunsii.

Alissa Wahid kemudian menjelaskan kalau pilihannya tidak semudah memilih hitam atau putih semata.

Ia juga menjelaskan kalau Gusdurian juga dekat dengan warga Ahmadiyah.

Bahkan, ia juga menyebut kalau adiknya, Yenny Wahid dan ibundanya dekat dengan Ahok.

Alissa juga menyebut kalau mereka-mereka (Ahmadiyah, Syiah dan Ahok) memiliki nasib kurang baik karena ada faktor-faktornya.

"Pilihannya tidak mudah, tidak hitam-putih.

Kami (gusdurian) juga dekat dg warga ahmadiyah, mas. Mendampingi Syiah Sampang.

Yenny & Ibu juga dekat dengan pak Ahok. Mereka2 nasibnya menjadi seperti itu kan ya ada faktor2nya. Bisa memahami kan?," tulisnya.

Kemudian seorang netizen lainnya mengaku lebih senang kalau Yenny Wahid tidak ikut berpolitik praktis

"Lebih senang kalau tidak merapat ke salah satu timses," balas akun @yatnoyatno88.

Namun, Alissa Wahid menegaskan, dirinya dan para pecinta Gus Dur yang disebut Gusdurians memang tidak berpolitik praktis.

Sang adik, yakni Yenny Wahid, memang ditugaskan untuk menjaga warisan politik sang ayah.

Namun, ia tidak bisa membocorkan keputusan Yenny Wahid akan merapat ke Prabowo-Sandiaga atau Jokowi-Ma'ruf Amin.

Alissa Wahid pun kemudian menyarankan untuk menunggu saja keputusan dari Yenny Wahid.

"Kalau saya dan @GUSDURians memang tidak berpolitik praktis, tapi @yennywahid penjaga warisan peran politik #GusDur. Jadi ditunggu saja ya pilihannya...," cuitnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved