Sri Mulyani Sebut Bencana Sulteng dan NTB Akan Dibahas di IMF-World Bank
Gempa dan tsunami di Palu-Donggala akan turut dibahas dalam pertemuan International Monetary Fund-World Bank di Bali, pekan depan.
TRIBUNJAKARTA.COM - Bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, akan turut dibahas dalam pertemuan International Monetary Fund-World Bank di Bali, pekan depan.
Selain itu, bencana gempa yang terjadi di NTB juga akan turut dibahas dalam forum ekonomi terbesar di dunia tersebut.
"Kami menyadari pelaksanaan annual meeting ini dalam konteks Indonesia yang terus mengelola bencana alam di NTB, Lombok Sumbawa, maupun di Palu dan Donggala," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani usai rapat terbatas membahas pertemuan IMF-World Bank di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
• BNPB: 152 Orang Diduga Masih Tertimbun, Puluhan Ribu Kini Mengungsi
• 4 Pemain Persija Jakarta dan Persib Bandung Kena Sanksi, Ezechiel dan Malisic Paling Berat
"Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan ini kita berharap hal-hal yang menyangkut concern kepedulian terhadap penanganan bencana, juga akan dibahas dalam pembahasan annual meeting," tambah dia.
Sri Mulyani pun meyakini pembahasan ini akan sangat bermanfaat, tidak hanya bagi Indonesia, tapi juga untuk negara lain yang memiliki situasi rawan bencana.
"Oleh karena itu, salah satu topik mengenai disaster risk manajemen baik dalam bentuk dialog atau pun inisiatif pendanaan dan bagaimana koordinasi di level negara, support internasional, termasuk instrumen asuransi, akan jadi salah satu topik yang dibahas dalam annual meeting ini," kata Sri Mulyani.
Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia akan diselenggarakan pada 8-14 Oktober 2018.
Para peserta yang hadir sebagian besar adalah pejabat dan kepala negara, menteri di bidang ekonomi dan gubernur bank sentral, serta para pengusaha, investor, dan pimpinan dari lembaga terkait yang jadi pemangku kepentingan ekonomi di banyak negara.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menkeu: Bencana Sulteng dan NTB Akan Dibahas di IMF-World Bank".
Penulis : Ihsanuddin