Tedi Ixdiana: Panjat Tebing Mengajarkan Saya Menghadapi Dunia Nyata
Tokoh pemanjat tebing Indonesia, Tedi Ixdiana mengatakan panjat tebing telah mengajarkannya cara menghadapi dunia nyata
Penulis: Bima Putra | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIMANGGIS - Tokoh pemanjat tebing Indonesia, Tedi Ixdiana mengatakan panjat tebing telah mengajarkannya cara menghadapi dunia nyata yang kerap diterpa masalah.
Menurutnya, panjat tebing merupakan dunia yang jujur di mana seluruh pemanjat tak mampu membohongi kemampuannya dirinya.
"Panjat tebing itu mengajarkan saya menghadapi dunia nyata. Kita enggak bisa berpura-pura, enggak bisa ngarang," kata Tedi di Kampus E Gunadarma Depok, Sabtu (6/10/2018).
Tedi yang datang bersama tim Vertical Rescue Indonesia menuturkan panjat tebing merupakan kegiatan jujur yang hasilnya tak dapat dimanipulasi siapapun.
Selain jujur, dia menilai keberadaan panjat tebing dengan manusianya sangat dekat dan merupakan proses petualangan tanpa akhir.
Bagi Tedi, panjang tebing bukan hanya milik para percintaan alam karena terdapat beberapa cabang dalam panjat tebing.
• Elite PDIP Sebut Politikus yang Mengaku Sebagai Korban Ratna Sarumpaet Bermental Plastik
• Kepala Sekolah Komunitas Panjat Tebing Merah Putih: Di Panjat Tebing Takut itu Harus
• Sempat Tertinggal Dua Gol, Manchester Akhirnya Tundukkan New Castle United 3-2
"Panjat tebing itu mengajarkan saya menghadapi dunia nyata. Kita enggak bisa berpura-pura, enggak bisa ngarang. Kalau dulu panjat tebing itu hanya pemanjat tebing, pendaki gunung, pencinta alam atau tentara. Kalau sekarang enggak," ujarnya.
Di hadapan peserta, tamu, dan seluruh panitia Gunadarma Wall Climbing Competition (GWCC) II, Tedi menjelaskan panjat tebing cabang industri, olahraga, petualangan, vertical escue, wisata, dan lainnya.
Kepala Sekolah komunitas Panjat Tebing Merah Putih itu menuturkan setiap cabang memiliki target yang berbeda.
"Ada cabang olahraga prestasi, targetnya pasti juara dunia. Ada panjat tebing petualangan, tingkat tertingginya berarti panjat yang paling ekstrem. Ada wisata panjat tebing, ada bekerja ketinggian dan lain sebagainya," paparnya.
Tedi berpesan agar siapapun yang hendak menekuni panjat tebing agar memilih cabang panjat tebing sesuai hasratnya.
Hal ini agar seseorang dapat berlatih sekeras mungkin dan menikmati setiap proses belajar panjat tebing yang digelutinya.
Pelopor ekspedisi 1.000 jembatan gantung di Indonesia ini menegaskan, bila seorang pemanjat tak dapat menikahi pemanjatan, maka dipastikan ada yang salah dalam prosesnya.
"Silakan memilih kecabangan yang tepat seusai hati, karena tidak bisa dipaksakan. Kalau sesuai akan optimal, maksimal. jadi enggak bisa dipaksakan pada kecabangan yang tidak sesuai hati nurani," tutur Tedi.