Kata Sang Ayah Soal Perubahan Akbar Sebelum Dibunuh Saudaranya Sendiri
Sumarno sempat berpesan agar Akbar tak keluar rumah karena mereka sudah merencanakan makan siang keluarga.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, SAWANGAN - Sumarno (48) dan istrinya Amah (45) ikhlas dengan kepergian anak semata wayangnya Ali Akbar (14) yang tewas dibunuh keponakannya, Ahmad Rifai (19) alias Papay pada Sabtu (6/10) sekira pukul 10.00 WIB.
Saat ditemui di rumah duka, Jalan Pahlawan RT 01/RW 01 Kelurahan Cinangka, Sumarno mengatakan ada kejanggalan pada diri Akbar selama satu pekan terakhir.
Akbar yang tercatat sebagai pelajar kelas 3 satu MTs di Sawangan itu kerap diam dengan tatapan kosong layaknya orang yang sedang memiki masalah.
"Satu minggu terakhir Akbar sering diam, tatapanya kosong, di rumah sama di sekolah seperti itu. Dua hari sebelum meninggal, dia minta tidur bareng, diusap-usap, dikipasi," kata Sumarno di Sawangan, Depok, Senin (8/10/2018).
Akbar yang gandrung dengan game Mobile Legend dan mengidolakan komentator Valentino 'Jebret' itu juga sempat meminta dipeluk dan meminta Sumarno tak meninggalkannya.
Bocah malang yang tak pernah terlambat pulang ke rumah dan berulah itu juga meminta Sumarno yang berprofesi sebagai pengojek pangkalan menyuapinya.
"Rasanya itu putra saya enggak mau jauh dari saya, terus dia bilang berulang kali ' abang sayang ayah enggak mau ditinggal, peluk abang. Badan abang dingin, peluk abang ayah. Abang pengen makan sama ayah'. Itu masih di minggu yang sama," ujar Sumarno menirukan ayahnya.
Sumarno terakhir berjumpa Akbar pukul 09.30 WIB saat buah hatinya pulang sekolah, atau tak sampai dua jam hingga jasad Akbar ditemukan pukul 11.00 WIB di pinggir Kali Ciputat, Kampung Bulak Poncol RT 03/RW 09.
Kala itu Akbar hanya mengganti baju Pramukanya lalu masuk ke kamar bermain handphone Xiaomy yang dirampas Papay.
Dia sempat meminta uang Rp 10 ribu untuk bermain futsal bersama teman-teman satu MTs-nya dan hendak meminjam sepeda motor ayahnya.
"Dia ganti baju terus minta uang Rp 10 ribu untuk main futsal. Sempat mau minjam motor, tapi karena motor mau saya servis jadi dia jalan kaki," tuturnya.
Sumarno sempat berpesan agar Akbar tak keluar rumah karena mereka sudah merencanakan makan siang keluarga.
Nahas putranya lebih dulu bertemu Papay yang menodong Akbar agar mau ikut ke Kali Ciputat yang kala itu keadaannya sepi.
Sekira pukul 12.00 WIB pihak keluarga sempat menghubungi nomor Akbar meski tak mendapat jawaban.