Relawan Dinilai Kurang Koodinasi, Inapgoc Sebut Karena Pergantian Shif Panitia

Inapgoc menanggapi kinerja panitia atau relawan yang dinilai kurang koordinasi satu sama lain di venue Asian Para Games 2018

Penulis: Suci Febriastuti | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta
Waketum Inapgoc, Sylviana Murni saat memegang obor bersama Lurah Pulo (kerudung merah) Gita Puspita saat acara kampung branding kelurahan Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Jumat (5/10/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Suci Febriastuti

TRIBUNJAKARTA.COM, SENAYAN - Wakil Direktur Divisi Legal, HR, dan Volunteer Inapgoc, Rezza Brammandita menanggapi kinerja panitia yang dinilai kurang koordinasi satu sama lain.

Ia menyebut ada beberapa tantangan terkait komunikasi antarpanitia di venue-venue pertandingan yang ditemukan, diantaranya akibat pergantian shift antarpanitia. Hal ini menyebabkan panitia kurang mendapatkan informasi terbaru.

"Jadi saat di lapangan terkadang banyak sekali situasi-situasi yang perlu improvisasi. Terkadang ada petugas yang selesai shift dan berganti ke yang lainnya. Nah yang shift baru ini mungkin belum mendapatkan informasi terbaru atau tambahan," ujar Rezza saat dikonfirmasi, Selasa (9/10/2018).

Rezza mengatakan pihaknya selalu melakukan rapat evaluasi terkait seluruh kegiatan penyelenggaran Asian Para Games, termasuk komunikasi antar panitia yang berganti shift.

Hal ini dilakukan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada penonton dan pengunjung venue pertandingan khususnya bagi penyandang disabilitas.

"Ini juga termasuk salah satu kendala dan saya sudah sampaikan jangan sampai ditahan berlarut-larut. Kita sudah sampaikan di meeting evaluasi tadi malam bahwa penting sekali untuk koordinasi dan menginformasikan hal terbaru kepada panitia yang mengganti shiftnya," kata Rezza.

"Jadi perlu ditingkatkan lagi komunikasinya antar panitia sehingga mereka tahu informasinya secara maksimal," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Federasi Penyandang Cacat untuk Indonesia Mahmud Fasa Inapgoc harus meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar panitia.

Pelayanan Relawan Asian Para Games Terhadap Penyandang Disabililitas Dianggap Kurang Maksimal

Tantangan Relawan Berkomunikasi Gunakan Bahasa Isyarat Layani Pengunjung Asian Para Games 2018

Relawan, Polisi Hingga Pasukan Oranye Kompak Nobar Kemeriahan Opening Ceremony Asian Para Games 2018

Berdasarkan apa yang ia alami saat menonton acara pembukaan Asian Para Games, banyak penonton disabilitas mengalami kesulitan untuk masuk ke dalam arena Gelora SUGBK.

"Saat ingin menonton opening ceremony, kami kebingungan masuk lewat pintu mana. Katanya kita bisa lewat pintu mana saja bahkan pintu 10 dibuat khusus penyandang disabilitas. Tapi saat itu aparat kepolisian melarang kami masuk," ujar Mahmud.

"Kita disuruh masuk lewat pintu 5, 6, atau 7 dan itu jauh banget. Setelah kita sampaikan kalau kita boleh masuk lewat pintu mana saja, akhirnya kita diperbolehkan. Itu kan contoh koordinasi dan komunikasi yang kurang," lanjut dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved