Pilpres 2019

Harga Nasi Ayam Singapura Versi Sandiaga Lebih Murah Ditanggapi Kubu Jokowi

Sandiaga Uno sempat menyebut harga makanan di Singapura lebih mahal daripada di Jakarta. Tim kampanye Jokowi-Maruf beri data sanggahan.

Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Y Gustaman
Tangkapan layar YouTube Najwa Shihab
Rahayu Saraswati dari tim kampanye Prabowo-Sandiaga Uno (kiri) dan Irma Suryani dari tim kampanye Jokowi-Maruf Amin (kanan) dalam diskusi Mata Najwa, Rabu (11/10/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Tempo hari calon wakil presiden Sandiaga Uno menyebut harga chicken rice atau nasi ayam di Jakarta lebih mahal dari pada di Singapura

Menurut Sandiaga, sepiring nasi ayam di Singapura Rp 35 ribu atau lebih murah di Indonesia yang bisa mencapai harga Rp 50 ribu.

Pernyataan pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019 ini pun sempat ramai ditanggapi beberapa pihak.

Pernyataan tersebut kembali diangkat dalam debat tim kampanye Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno di acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu (10/10/2018) malam.

Pembawa acara, Najwa Shihab, meminta konfirmasi kepada kubu Prabowo-Sandiaga Uno atas pernyataan tersebut.

"Apakah itu realitas ekonomi yang ditemukan tim Prabowo-Sandi?" tanya Najwa Shihab dikutip dari Kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (11/10/2018).

Rahayu Saraswati, perwakilan tim kampanye Prabowo-Sandiaga Uno yang juga anggota Komisi VIII DPR RI menegaskan data itu berdasarkan penelitian Bank Dunia.

"Ini yang harus saya koreksi sedikit. Banyak data yang kami sampaikan itu bukan temuan, istilahnya kami yang melakukan riset. Kami melakukan riset, tapi itu temuan dari Bank Dunia. Jadi itu yang menyatakan Bank Dunia, bukan kami," ungkap keponakan Prabowo Subianto ini.

Rahayu menambahkan, tak hanya Singapura, biaya hidup di India pun ternyata lebih murah dari Jakarta.

"Harga di India, New Delhi, setengah dari harga Jakarta. Singapura, itu dikatakan lebih murah dari Jakarta," jelas Rahayu.

Najwa Shihab mempersilakan kubu Jokowi-Ma'ruf memberi tanggapan atas temuan kubu Prabowo-Sandiaga Uno itu.

"Ya saya ingin sampaikan begini. Jika di Singapura harga sepiring ayam Rp 3,5 dolar, atau sekira Rp 35 ribu, di Indonesia sekira Rp 50 ribu. Itu menurut mereka," ujar Irma Suryani dari Partai Nasdem.

Ungkap Alasan Mengapa Jokowi Layak Dipilih, Budiman Sudjatmiko Sebut Panggilan Sejarah

Soroti Sikap Inkonsistensi Prabowo Cs di Kasus Ratna dan Ahok, Budiman Sudjatmiko Akui Tak Dendam

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Harap Kasus Guru Doktrin Siswa Anti-Jokowi Diusut Hingga Tuntas

"Padahal menurut survei terbaru dari The Economist Intelligence (Unit) menunjukkan Singapura menduduki posisi negara dengan biaya hidup termahal di dunia," imbuh Irma.

Irma memperlihatkan data lain yang menunjukkan biaya di Jakarta lebih murah dari pada Singapura.

Ia pun memberikan perbandingan harga makanan restoran di Jakarta dengan Singapura.

"Berdasarkan data yang diperoleh dari Numbeo, biaya makanan dan minuman di Jakarta lebih rendah 61,44 persen dibandingkan di Singapura. Sedangkan biaya belanja pangan di Jakarta lebih rendah daripada 31,26 persen dari Singapura," jelas Irma.

"Harga satu porsi makanan restoran biasa di Jakarta sebesar Rp 40 ribu. Sedangkan di Singapura adalah sebesar 12 dolar atau setara dengan Rp 132 ribu. Lalu harga sebotol air minuman di Jakarta, Rp 3 ribu-an, lah sementara di Singapura 1 dollar," imbuh dia.

Menanggapi data yang dikeluarkan Irma, Rahayu mengingatkan harga kebutuhan di Singapura harus dikaitkan dengan rasio pendapatan negara tersebut.

Ia menyebut harga kebutuhan Singapura bisa luar biasa lantaran negara tersebut tidak punya peternakan dan segala sesuatunya mengandalkan impor.

"Kalau misalnya kita berbicara tentang harga kebutuhan pokok di Singapura, kita jangan lupa rasio pendapatan di sana dibanding dengan pengeluaran," terangnya.

"Singapura itu luar biasa karena mereka tidak punya peternakan, mereka itu impor, tetapi karena apa mungkin salah satunya segala hasil pekerja keras Indonesia dibawa ke Singapura semua, ya enggak tahu juga," tambahnya.

Mendengar pernyataan Rahayu, Budiman Sudjatmiko yang mewakili tim kampanye Jokowi-Maruf Amin mengembalikan pernyataan tersebut kepada kubu Prabowo-Sandiaga Uno.

Anggota DPR PDI Perjuangan itu menyebut perbandingan harga makanan di Jakarta dengan Singapura tidak sebanding, atau apple to apple.

"Jadi menjawab ya. Justru itulah, kalau ingin apple to apple, kenapa membandingkan harga makanan di Singapura dengan Jakarta...," ujar Budiman Sudjatmiko menutup sesi diskusi pada segmen tersebut.

Ahmad Dhani: Ratna Sarumpaet Sampaikan Cerita Bohong ke Prabowo atau Jumpa Persnya yang Bohong?

4 Tahun Menjabat, Ini 11 Catatan Kenaikan dan Penurunan Harga BBM di Era Jokowi

Blak-blakan Ungkap Kronologi Kasus Kebohongan, Amien Rais Terbuai Akting Ratna Sarumpaet

Candaan soal chicken rice

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, turut mengomentari soal chicken rice yang digaungkan Sandiaga.

Ia mengaku heran Sandiaga yang membandingkan harga nasi ayam di Indonesia dengan Singapura.

Meski begitu, Hasto meragukan harga nasi ayam di Indonesia lebih mahal ketimbang Singapura dan memang begitu pada kenyataannya.

"Enggaklah, kecuali piringnya ikut di makan," ucap Hasto sembari tertawa di Jakarta, Rabu (10/10/2018).

Hasto mengakui pihaknya sangat menghormati kritik Sandiaga yang membandingkan nasi ayam di Indonesia dan Singapura.

"Kami menghormati posisi Pak Sandi dalam memberikan kritik membanding-bandingkan itu ya boleh-boleh saja," ucap dia.

"Tapi kok rasanya kok bangga banget (Sandiaga) melihat sepiring chicken rice di Singapura itu tu kok lebih murah. Kok bangga banget, kami heran," sambung politikus PDI Perjuangan itu.

Menurut Hasto, seharusnya Sandiaga membanggakan para atlet-atlet yang sedang berlaga di Asian Para Games.

Sebab, mereka tetap bekerja keras di tengah keterbatasan fisik.

Konteks Sandiaga membicarakan nasi ayam adalah mencoba membandingkan harga pangan di Indonesia yang lebih mahal daripada Singapura.

Ia pun mengambil contoh dengan nasi ayam.

“Di Singapura sepiring “chicken rice” seharga 3,5 Dolar atau sekitar Rp 35 ribu, sedangkan di Indonesia bisa mencapai Rp 50 ribu,” ujar Sandiaga usai mengikuti diskusi dengan komunitas Indonesia Tersenyum di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (8/10/2018).

Sandiaga menegaskan dari harga tersebut ia melihat ada yang perlu diperbaiki dari perekonomian Indonesia.

Menurut dia perlu ada perbaikan di segi ekonomi sehingga harga bahan pokok Indonesia bisa ditekan.

“Dari situ kita melihat harga bahan pokok kita perlu diperbaiki,” katanya.

Video bisa disaksikan di sini:

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved