Gempa di Donggala

Ada Pengungsi Beli Beras Sendiri, Masjid Agung Palu Masih Jadi Lokasi Tenda

Halaman Masjid Agung Darussalam, Palu, Sulawesi Tengah, masih dipadati warga pengungsi akibat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi.

Editor: Y Gustaman
Istimewa
Tim tanggap Ibukota melakukan penyisiran kembali di kawasan pergudangan Pantai Mamboro, Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Mantikulore, Kelurahan Tondo, Palu, Sulawesi Tengah, menindak lanjuti laporan warga terkait adanya jenazah yang belum ter evakuasi, Sabtu (13/10/2018) 

TRIBUNJAKARTA.COM, PALU - 
Halaman Masjid Agung Darussalam, Palu, Sulawesi Tengah, masih dipadati warga pengungsi akibat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi.

Para pengungsi mendirikan tenda tenda darurat sebagai tempat berlindung dari teriknya matahari dan dinginnya malam.

Hampir dua pekan mereka menempati lokasi itu sejak gempa, tsunami, dan likuifaksi meluluhlantakan Palu dan wilayah sekitarnya pada Jumat (28/9/2018) lalu.

Kebanyakan dari pengungsi kini bertahan hidup mengandalkan bantuan yang disalurkan para relawan.

"Sekarang sudah tidak sulit lagi, bantuan sudah banyak yang masuk, beda sehari sampai dua hari setelah bencana," ucap Reyhan, pengungsi, saat ditemui di halaman Masjid Agung Darussalam, Palu, Minggu (14/10/2018).

Tak banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh para pengungsi. Di siang hari mereka tampak sibuk menyiapkan makan.

Beberapa pengungsi membawa alat masak milik mereka ke tenda pengungsian. Barang barang tersebut diselamatkan dari reruntuhan rumah.

Sedang pengungsi lain tampak asyik memilah pakaian bekas layak pakai sumbangan para donatur.

Para suami tetap menjaga rumahnya agar tidak dijarah, ibu ibu terlihat memasak nasi dan lauk pauk.

Pengungsi di lokasi ini juga mengolah makanan lain, di antaranya membuat varian minuman dingin yang dijajakan kepada pengungi maupun relawan.

"Jual pop ice. Saya memang sudah jual sejak sebelum bencana. Ini alat-alatnya masih sederhana," ujar Aisha.

Untuk menunaikan ibadah salat, para pengungsi belum menggunakan Masjid Agung Darussalam karena mengalami kerusakan parah akibat gempa.

Di sisi lain beberapa pengungsi masih mengeluh kurangnya bantuan beras.

Mereka mengatakan terpaksa harus membeli bahan makan dengan harga lebih mahal di pasar.

"Beras tetap harus beli, di pasar dekat sini, 1 kilogram harganya hampir Rp 25 ribu," ujar Aisha.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved