Pilpres 2019
Prabowo Ungkap Ekonomi Kebodohan Lebih Parah dari Neolib, Gamal Albinsaid: Datanya Kredibel
Ungkapan ekonomi kebodohan yang Prabowo Subianto lontarkan menuai sejumlah kritik dari berbagai kalangan. Tapi, kubu Prabowo pastikan datanya kredibel
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ungkapan economics of stupidity atau ekonomi kebodohan yang Prabowo Subianto lontarkan menuai sejumlah kritik dari berbagai kalangan.
Calon presiden nomor urut 02 itu menyebut ekonomi kebodohan saat menghadiri Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Jakarta, Kamis (11/10/2018).
Prabowo bahkan menyebut bukan lagi kondisi ekonomi sekarang lebih parah dari ekonomi neoliberal.
"Menurut saya bukan ekonomi neolib lagi. Ini lebih parah dari neolib. Ini menurut saya ekonomi kebodohan. The economics of stupidity. Ini yang terjadi," kata Prabowo.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menilai Prabowo tak paham persoalan perekonomian saat ini.
Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bidang Ekonomi, Industri dan Bisnis, Rizal Calvary Marimbo, mengatakan dalam ilmu ekonomi tidak ada terminologi ekonomi kebodohan.
Menanggapi kritik kubu Jokowi-Ma'ruf soal ekonomi kebodohan, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Gamal Albinsaid lantas memberikan tanggapan.
• Singgung Indonesia Sedang Sakit, Basis Data Pesimisme Prabowo Digugat Jubir PSI
• Kampanye Sandiaga Seperti Hujan Tak Beraturan, Pakar: Kubu Jokowi Diuntungkan
• Pengusaha Takut Sumbang Prabowo di Pilpres 2019, Timses Jokowi Ungkap Hal Ini
TONTON JUGA
Kepala Perusahaan Indonesia Medika dan aktivis sosial itu menyarankan semua pihak untuk memahami isi pidato Prabowo secara utuh.
Hal tersebut disampaikan Galam Albinsaid di program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Minggu (14/10/2018).
"Pertama, kita harus paham dulu isi pidato secara utuh, jangan sampai kita terjabak kepada terminologi yang itu dimainkan jadi sebuah isu," jelas Gamal Albinsaid dikutip TribunJakarta.com dari saluran YouTube Kompas TV, Senin (15/10/2018).
Gamal Albinsaid lantas mengatakan apabila kubu Jokowi-Ma'ruf berkomentar padahal belum mendengarkan secara utuh pidato Prabowo, maka hal tersebut dapat menyebabkan kesalahan dalam berpikir.

• Kiai Maruf Didukung Mahfud MD, Gerindra: Yang Penting Rakyat Dukung Prabowo
• VIDEO Tanggapi Ucapan Prabowo Soal Ekonomi Kebodohan, Maruf Amin: Jokowi Letakan Milestone
"Apalagi, ada tokoh-tokoh atau timses yang berkomentar tapi belum mendengarkan pidato itu dari awal sampai akhir, itu bisa menyebabkan kecelaakaan berpikir," ucap Gamal Albinsaid.
Ia menjelaskan, jika mendengarkan pidato Prabowo secara utuh pastilah akan mendapat sebuah pesan.