Coretan "Prabowo Harus Jadi Presiden" Muncul di Tembok Jalan TB Simatupang

Sanhuri menyayangkan tulisan bernuansa politik tersebut harus terpampang di tembok yang mengotori pemandangan jalan.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Vandalisme berupa coretan yang bertuliskan Prabowo Harus Jadi Presiden di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Jumat (19/10/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Aksi vandalisme kembali terjadi di wilayah Jakarta Selatan, dan kali ini vandalisme tersebut berada di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Kali ini, vandalisme tersebut berupa coretan yang bertuliskan "Rupiah Bisa Rp 10 ribu perdollar USA, Prabowo Harus Jadi Presiden RI".

Terlihat, coretan tulisan berwarna hitam tersebut berukuran cukup besar dengan panjang sekiranya lima meter kurang lebihnya.

Dibawah tulisan tersebut, juga terpampang tulisan "By Forkot" yang diduga oknum yang melakukan aksi vandalisme tersebut.

Tak hanya satu, disamping kanan tulisan tersebut juga terpampang coretan lainnya yang bertuliskan "Setiap Negara Bisa Dibikin Krisis Mata Uang, Oleh Forkot".

Menanggapi dua coretan vandalisme tersebut, seorang petugas keamanan di sebuah mal kawasan Cilandak pun memberikan komentarnya.

Menurut Sanhuri, vandalisme tersebut telah ada sekitar tiga minggu yang lalu.

Pasha Ungu Menangis Dituding Tak Maksimal Jalankan Pemerintahan dan Bantu Korban Bencana

Dana Hibah untuk Pemkot Bekasi Tak Kunjung Cair, Berbuntut Ancaman Hingga Truk Sampah DKI Dicegat

"Sudah ada sejak tiga minggu yang lalu lah sekiranya mas itu, tapi kalau yang ada tulisan Prabowo Harus Jadi Presiden itu baru, saya juga baru sadar hari ini," kata Sanhuri pada TribunJakarta.com, Jumat (19/10/2018).

Sanhuri menuturkan, ia menduga vandalisme tersebut dilakukan oleh oknum yang kecewa atas kinerja pemerintah, ditambah isu menjelang Pilpres 2019.

"Mungkin itu yang nyoret oknum yang kecewa sama pemerintah ya, apalagi tahun politik gini kan jelang Pilpres 2019," kata Sanhuri.

Sanhuri menyayangkan tulisan bernuansa politik tersebut harus terpampang di tembok yang mengotori pemandangan jalan.

"Sayang saja mas kalau kritik disalurkan dengan cara mencoret tembok gini, apalagi kan disampingnya banyak mural Asian Games 2018, jadi jelek pemandangannya," kata Sanhuri.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved