Sepanjang 2018 Ada 72 Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Kota Tangerang

"Paling banyak, rata-rata korbannya perempuan. Khusus cyber bullying masih sedikit ditemukan. Karena minimnya kesadaran korban menceritakannya," kata.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Aji
ISTIMEWA
Diskusi Publik Cyber Bullying yang diadakan di Tangerang City Mall, Sabtu (20/10/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Puluhan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang terjadi di Kota Tangerang harus mendapatkan perhatian dari berbagai pihak.

Hal ini diperlukan dari dalam lingkungan keluarga agar kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak kembali terulang.

Kepala Bidang Perlindungan Anak dan Perempuan Dinas P2TP2AKB Kota Tangerang, Irna Rudiana menerangkan, mulai bulan Januari sampai Agustus 2018 angka kekerasan terhadap anak dan peremuan di Tangerang telah mencapai 72 kasus.

Menurutnya, dari 72 kasus itu korbannya didominasi oleh perempuan.

"Paling banyak, rata-rata korbannya perempuan. Khusus cyber bullying masih sedikit ditemukan. Karena minimnya kesadaran korban menceritakannya," ujar Irna dalam Keterangan Resminya di Tangerang, Senin (22/10/2018).

Namun, Irna mengatakan untuk menekan angka tersebut pemerintah Kota Tangerang telah melakukan berbagai upaya.

Diantaranya gencar melakukan sosialisasi hingga pencegahan dengan lintas sektoral seperti yang terdapat pada Dinas Pendidikan dan Satpol PP Kota Tangerang.

"Pemerintah juga telah membuat peraturan seperti Undang Undang ITE untuk melindungi masyarakat khususnya anak dan perempuan agar tidak menjadi korban kekerasan. Pemerintah menerima pengaduan, sehingga masalah tersebut dapat dikonsultasikan," jelas Irna.

Berdasarkan data dari Komnas Perlindungan perempuan kasus kekerasan pada perempuan dan anak didominasi oleh kasus perdagangan manusia dan prostitusi online.

Disisi lain, dosen Universitas Gunadarma Wirdatul Aini mengatakan, perempuan harus bijak dalam menggunakan sosial media dan internet.

Hal itu bertujuan agar terhindar dari cyber bulying yang dapat menghantui wanita kapan saja.

Jessica Iskandar Debat Soal Poligami dengan Warga Afrika, Richard Kyle: Banyak Istri Banyak Masalah

Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2018, BKN Sebut 537 Ribu Peserta Gagal 280 Ribu Tak Ada Kepastian

"Jadilah smart society yang smart. Gunakan smartphone dengan baik dan bijak," kata Aini.

Ia mengimbau agar wanita dapat membentengi diri dan memilah sesuatu jika akan mengunggah foto ke media sosial.

Sebab, jika salah mengunggah foto atau tulisan pada media sosial akan membawa dampak serius walau pun unggahan tersebut sepele.

"Perempuan harus tahu mana yang menjadi konsumsi publik atau untuk konsumsi pribadi," katanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved