Pilpres 2019

TKN Prabowo-Sandi Ingin Debat di Kampus, Peneliti LSI Sebut Bisa Tingkatkan Elektabilitas

Jika hal tersebut terealisasi, debat kandidat di kampus akan menjadi peluang untuk kubu Prabowo-Sandi.

Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta.com/Nawir Arsyad Akbar
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman (kanan) usai memaparkan hasil survei di Graha Dua Rajawali, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (23/10/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar 

TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengusulkan agar debat calon presiden dan wakil presiden digelar di kampus.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman mengatakan bahwa jika hal tersebut terealisasi, debat kandidat di kampus akan menjadi peluang untuk kubu Prabowo-Sandi.

"Itu menjadi peluang sebagaimana Pak Prabowo-Sandiaga mampu mengkapitalisasi isu yang sensitif terhadap kelompok terpelajar," ujar Ikrama, Selasa (24/10/2018).

Jika debat kandidat terselenggara di kampus, Ikrama menjelaskan bahwa hal tersebut dapat meningkatkan elektabilitas Prabowo-Sandi, khususnya di segmen pemilih terpelajar.

Karena, tim kampanye nasional Prabowo-Sandi menjadi pihak yang selalu berseberangan dengan program-program pemerintahan era Joko Widodo, khususnya pada bidang ekonomi.

"Ekspor kebijakan ekonomi, program konkrit ekonomi itu, mungkin salah satu program untuk mendongkrak kembali keterpilihan di segmen terpelajar atau pendidikan tinggi," ujar Ikrama.

Sebelumnya, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengusulkan agar debat calon presiden dan wakil presiden digelar di kampus.

Pelat Terekam Jelas, Polisi Ungkap CCTV ETLE Saat Mobil Terobos Lampu Merah di Jalan Thamrin

Aksi Saling Tanggapi Menteri Kelautan dengan Sandiaga Uno, Ini Jawaban Terakhir Menteri Susi

Menurut Dahnil, debat dapat diikuti oleh akademisi dan mahasiswa terpilih yang bebas berdialog dan menguliti semua visi-misi kandidat.

Selain itu, menurut Dahnil, acara debat capres dan cawapres sebaiknya tidak perlu menghadirkan para pendukung. Menurut dia, usulan tersebut membuat penyelenggaraan debat lebih ekonomis dan efisien.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved