Perjuangan Mahasiswa yang Disekap, Istighfar dan Berusaha Melepaskan Lakban di Mulut Serta Tangannya
Sandy mencoba berulang kali melepas ikatan lakban yang melilit tangannya, bahkan ia sudah merasakan lengannya sakit akibat telalu lama diikat.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Sandy Hidayatullah (19), mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Islam 45 tidak pernah menyangka bakal mengalami nasib sial jadi korban begal hingga disekap disebuah rumah kosong di Pondok Gede.
Sandy hingga kini belum tahu persis letak lokasi penyekapan, dia hanya ingat disekap sebuah rumah kosong yang dindingnya kontor tak terawat penuh dengan coretan.
Informasi bahwa dia disekap di Pondok Gede pun diketahui ketika dia ditolong warga sekitar.
Namun sebelum ditolong warga, kisah dramatis Sandy yang berusaha menyelamatkan diri cukup rumit.
Saat ditemui di kediamannya, Sabtu, 27 Oktober 2018 di Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Sandy menjelaskan pengalaman pahit saat berada di rumah penyekapan.
Menurutnya, dia berada di rumah penyekapan sekitar pukul 02.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB. Selama kurang lebih empat jam disekap, Sandy mengaku hanya bisa beristigfar dan beroda agar bisa diselamatkan.
"Saya udah gak bisa apa-apa, tangan saya diikat ke belakang, mulut dan mata saya ditutup lakban, mau teriak enggak bisa, cuma bisa istighfar dalam hati," jelas dia.
Sandy mencoba berulang kali melepas ikatan lakban yang melilit tangannya, bahkan ia sudah merasakan lengannya sakit akibat telalu lama diikat.
Penderitaan Sandy juga diperparah dengan luka bacokan saat ia dibegal yang belum sempat mendapat perawatan sama sekali.
"Perasaan udah mulai gak tenang, udah mau nangis nahan sakit, minta tolong tapi gak bisa apa-apa karena keadaan diikat mulut dilakban, saya cuma bisa melihat dari celah-celah lakban yang nutupin mata saya dengan cara medangak," ungkapnya.
Hingga azan subuh berkumandang, Sandy terus berusaha melepaskan ikatan tangan dan lakban yang menutup mulutnya. Tapi upayanya belum menuai hasil.
Hingga kemudian dia berusahan mencari sesuatu yang bisa menyobek ikatan lakban yang melilit lengannya sambil berusaha mendorong lilitan lakban yang juga melilit dimulutnya dengan lidah.
• Adu Gregetnya Kubu Jokowi dan Prabowo, Gamal Albinsaid: Kalau Menang Capres Gue Lunasin Utang
• Keluar Kampus, Mahasiswa Bekasi Ditodong Parang, Dituduh Pelaku Begal Lalu Disekap di Rumah
"Akhirnya saya coba buka lilitan lakban yang ada di mulut saya dengan paku yang ada di kusen jendela, saya mau buka ikatan di tangan saya tapi sulit karena posisi tangan ada di belakang, mau buka ikatan di mata pakai paku itu juga saya gak berani takut kena mata, akhirnya hanya mulut aja yang penting saya bisa teriak," jelas dia.
Sekitar pukul 06.00 WIB, dia berusaha mencari bantuan dengan keluar dari dalam rumah kosong tempat penyekapan. Sempat beberapa orang dia temui tapi malah kabur karena takut melihat saya.
"Rumah kosong itu emang gak ada pintunya jadi saya keluar gampang, tapi susahnya itu minta tolong ke warga ada dua orang ibu-ibu saya teriak minta tolong dia malah kabur, padahal saya bilang ke mereka bahwa saya korban begal," ungkap Sandy.
Hingga akhirnya, seorang bapak-bapak mau menolongnya, dia langsung menceritakan kejadian yang sebenarnya hingga kemudian dia dibawa ke sebuah rumah dan diberikan minum dan makanan.
"Saya bilang kalau saya korban begal, saya tiba-tiba di bawa ke rumah kosong sama empat orang yang ngaku polisi, saya juga tanya ke bapak itu, sekarang saya ada dimana, terus bapak-bapak itu bilang ini di Pondok Gede, bapak-bapak yang nolong saya juga sempet nanya yang bener kamu jangan bohong, terus saya coba buat yakinin dan meminta menelpon ke nomor ponsel saya yang ditinggal di kampus," jelas dia.
Warga saat itu belum berani membuka ikatan lakban di tangan dan matanya, dia masih berusaha melihat melalui celah-celah lubang yang menutup matanya. Hingga kemudian warga ramai mengerubungi dan datanglah Polisi dari Polsek Pondok Gede.
• Cucu Bung Hatta Protes Kakeknya Disamakan Sandiaga Uno, Cawapres Prabowo Tanggapi Santai
• Kubu Prabowo Anggap Pidato Game Of Thrones Jokowi Promosi Kekerasan, Adian: Hatinya Penuh Kebencian
"Pas coba telepon ke nomor saya waktu itu gak ada yang angkat mungkin teman saya yang di kampus masih pada tidur, akhirnya warga telepon Polsek dan datang satu orang polisi berpakaian dinas, ikatan ditangan, mulut dan mata saya dibuka dan saya diintrogasi disitu," jelas dia.
Pihak Polsek Pondok Gede lalu membawa Sandy ke Polsek Bekasi Timur, disana ia diminta untuk membuat laporan berita acara pemeriksaan hingga kemudian baru mendapatkan perawatan luka yang ia alami.
Kasus Sandy diketahui masih dalam penyelidikan pihak kepolisian, masih belum jelas apakah empat orang yang mengaku sebagai anggota polisi yang menyekap Sandy merupakan anggota polisi atau justru bagian dari komplotan begal.
Sebelumnya, kejadian berawal saat Sandy keluar dari Kampus Unisma Bekasi hendak membeli makanan dan roko didaerah Pengasinan, Kota Bekasi. Usai membeli rokok dan hendak kembali, korban tiba-tiba dipepet oleh tiga orang pelaku di dekat kampus Unisma, Kamis dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, (25/10/2018).
Para pelaku menodongkan senjata tajam dan meminta barang berharga milik korban. Namun korban tidak menyerahkan sehingga pelaku membacok korban dibagian punggung hingga korban terkapar.
Usai terbacok, korban hendak pergi menuju RS Mitra Timur untuk meminta pertolongan. Namun saat di Jalan Raya Sersan Aswan, Rawa Semut, korban diteriakan begal oleh pengendara sepeda motor hingga membuat korban panik dan berlari hingga ke Jalan Raya Cut Meutia untuk mencari pertolongan.
Namun, saat berada di TKP tepatnya di Traffic Light dekat Kampus Unisma Bekasi, tiba-tiba datang sebuah mobil daihatsu Ayla berhenti disamping korban. Dua orang keluar dari mobil dan mengaku sebagai anggota Polisi sehingga korban dimasukan ke dalam mobil tersebut.
Namun, bukannya ditolong dan dibawa ke Rumah Sakit terdekat, korban justru disekap dengan cara mata dan mulut ditutup menggunakan lakban dan dibawa ke sebuah rumah kosong di daerah Pondok Gede, Kota Bekasi.
Kasus Sandy diketahui masih dalam penyelidikan pihak kepolisian, masih belum jelas apakah empat orang yang mengaku sebagai anggota polisi yang menyekap Sandy merupakan anggota polisi atau justru bagian dari komplotan begal tersebut.
Adapun sepeda motor yang dikendarai Sandy hilang entah kemana dibawa orang saat dia diangkut ke dalam mobil menuju lokasi penyekapan.