Pilpres 2019

TERPOPULER- PSI Sindir Isu Jenazah saat Debat Soal SARA, Timses Prabowo Geram: Kami Kecewa!

PSI menyinggung soal isu jenazah saat debat panas perihal isu SARA, Timses Prabowo geram tak terima.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) beserta Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Salahudin Uno (kanan) membacakan ikrar deklarasi damai saat meghadiri Deklarasi Kampanye Damai Pemilu Serentak 2019 di Silang Monas, Jakarta, Minggu (23/9/2018). Deklarasi Kampanye Damai Pemilu Serentak 2019 yang diikuti KPU, pasangan Capres dan Cawapres, dan 16 partai politik nasional tersebut mengambil tema 'Kampanye anti SARA dan HOAKS untuk menjadikan pemilih berdaulat agar negara kuat'. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H

TRIBUNJAKARTA.COM - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi menyinggung soal isu jenazah saat debat membahas soal isu SARA dengan Tim Sukses (timses) Prabowo-Sandiaga.

Pernyataan Dedek Prayudi rupanya langsung membuat timses Prabowo-Sandiaga Faldo Maldini, Gamal Albinsaidn, dan Miftah Nur Sabri naik pitam.

Debat panas soal isu SARA itu terjadi saat Timses Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga menjadi narasumber di acara Mata Najwa.

Najwa Shibab sang pembawa acara awalnya bertanya kepada timses Prabowo-Sandiaga dan Jokowi-Maruf cara mengatasi permasalahan intoleransi.

Najwa Shihab sebelumnya memaparkan data 57% guru di Indonesia memiliki intoleran terhadap pemeluk agama lain.

Timses Prabowo-Sandiaga maupun Jokowi-Maruf Amin lantas membeberkan cara mereka untuk menghadapi permasalahan tersebut.

Gamal Albinsaid mengatakan hal itu membuktikan pemerintahan Jokowi sudah gagal dalam mengatasi permasalahan toleransi.

"Saya pikir baru kali ini kita setuju, semua sepakat pemerintah gagal mengatasi intoleransi yang ada," kata Gamal Albinsaid dikutip TribunJakarta.com dari saluran YouTube Mata Najwa, pada Senin (29/10/2018).

"Jadi kita sepakat soal itu, dan itu tertuang nyata dalam visi kami," tambahnya.

Dedek Prayudi lantas mengatakan pendukung Prabowo-Sandiaga agar tidak kembali memainkan isu SARA dalam Pilpres 2019.

Mendengar hal tersebut Timses Prabowo-Sandiaga langsung lantang membantah tudingan tersebut.

"Ini saya setuju bagi kawan-kawan yang mendukung koalisi Prabowo-Sandi supaya tidak lagi menggunakan isu SARA! di dalam politik," ucap Dedek Prayudi.

"Tidak pernah!" tegas Faldo Maldini.

"Kita engga pernah memakai SARA," tambahnya dengan nada bicara meninggi.

Dedek Prayudi mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan.

Ia menyinggung soal isu jenazah yang tak disalatkan karena memilih salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada 2017.

"Melarang mayat untuk disalatkan!" ucap Dedek Prayudi.

Ekspresi marah tergambar jelas di wajah Faldo Maldini dan Miftah Nur Sabri.

"Ini yang nyinyir!" ucap Miftah Nur Sabri sambil menunjuk Dedek Prayudi.

Tak berhenti disitu Dedek Prayudi kembali mengeluarkan sebuah tudingan serius kepada kubu Prabowo-Sandiaga.

"Mengecap munafik kepada mereka yang berbeda pendapat, semoga tidak terjadi lagi," katanya.

Faldo Maldini mengaku begitu kecewa dengan tudingan yang disampaikan Dedek Prayudi sebagai timses Jokowi-Maruf.

"Kami kecewa ada tuduhan seperti itu dari pihak 01, maaf kita kritik tidak boleh tuduhan seperti itu," ucapnya.

Tanggapan Kubu Prabowo Soal Usul Jokowi Universitas Buka Jurusan Meme Hadapi Era Digital

Kubu petahana pendukung pasangan Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga terlibat adu pendapat soal pernyataan Jokowi yang mengusulkan buka jurusan meme menghadapi era digital.

Dilansir dari acara Mata Najwa On Stage pada Minggu malam (28/10/2018), Najwa Shihab menanyakan pendapat kedua kubu mengenai pendidikan Indonesia.

Di awal sesi tersebut, Najwa Shihab memutarkan sebuah video yang berisikan pidato Jokowi yang mengusulkan buka jurusan meme di era kreatif seperti ini.

Jokowi melihat dunia pendidikan di Indonesia sama sekali tidak berkembang.

Hal itu dilihat dari jurusan pendidikan tidak ada yang berubah dari tahun ke tahun.

"Kenapa di universitas kita dari dulu sampai sekarang hanya ada fakultas ekonomi, hukum, sosial politik, teknik. Padahal ini perubahan global sudah cepat sekali," ujar Jokowi dilansir dari Kompas.com.

"Kenapa tidak ada fakultas animasi, nanti jurusannya meme juga bisa misalnya," lanjut Jokowi.

Jokowi menyatakan, ia tidak main-main dengan pernyataan itu.

Perubahan global, khususnya teknologi, memang semestinya diikuti dengan persiapan agar Indonesia tidak jadi negara tertinggal dibandingkan negara lainnya.

Meski demikian, ternyata pernyataan Jokowi yang mengusulkan ada jurusan meme di universitas dianggap oleh kubu Prabowo sebagai sesat pikir.

Politikus Partai Gerindra Miftah N Sabri mengatakan, jurusan meme itu mengada-ada dan sesat pikir.

"Tapi untuk jurusan meme itu sesat pikir," ungkapnya.

Meski demikian, Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu mengemukakan dirinya mendengarkan seluruh pidato Jokowi tersebut.

"Kita tidak bisa bicara masa lalu, kehidupan manusia itu dinamis," paparnya.

Menurutnya, pembukaan sebuah jurusan baru itu tak menjadi masalah seiring dengan perubahan zaman dan diperlukannya inovasi.

Namun, tim sukses Prabowo-Sandiaga, Faldo Maldini menyatakan, memang dirinya sepakat harus ada inovasi seiring perubahan zaman.

Namun, inovasi tersebut bukanlah sebuah kata-kata semata.

"Kita sepakat kita harus berubah tapi bagaimana perubahan zaman itu menghadirkan inovasi. Itu yang jadi concern," tegasnya.

Dalam kesempatan itu juga, Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi menerangkan komitmen Jokowi di bidang pendidikan jika terpilih lagi nantinya.

Dedek Prayudi mengatakan, Jokowi akan membangun percepatan infrastruktur digital dan anggaran riset.

"Anggaran riset tak sampai 0,1 % dari PDB, Pak Jokowi akan menaikkan tersebut sebagai political commitment," terangnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved