Liojn Air JT610 Jatuh
Derasnya Arus Perairan Tanjung Karawang Jadi Kendala Tim SAR Cari Black Box Lion Air JT610
Derasnya arus perairan Tanjung Karawang menjadi kendala tersendiri bagi tim SAR gabungan dalam upaya pencarian black box
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Derasnya arus perairan Tanjung Karawang menjadi kendala tersendiri bagi tim SAR gabungan dalam upaya pencarian black box serta bagian badan utama pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan itu.
Kabasarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan, derasnya arus menyebabkan alat pencari bawah laut, remotely operated vehicle (ROV), tidak bisa menetap.
Begitu pula dengan penyelam, yang kesulitan menjelajahi bawah laut lantaran terus terbawa arus.
"Ternyata arusnya cukup deras, tidak mudah rekan-rekan. Di laut itu cukup luas, walaupun koordinat kita tahu, begitu kita turunkan alat maupun penyelam, ini sangat mudah dengan bergeser," kata Syaugi, Rabu (31/10/2018), di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Adapun pencarian hari ini dilakukan dengan mengerahkan sejumlah kapal dari berbagai instansi.
"Kapal sudah cukup banyak. Kapal BPPT Pertamina, Basarnas, TNI, Polri, KNKT termasuk kapal-kapal sipil," kata Syaugi.
• Lihat Sepatu Anaknya Terbelah, Ayah Korban Lion Air JT610 Ini Menangis
• Tim SAR Gabungan Temukan Ping Locater Black Box Lion Air JT610 di Kedalaman 32 M
Kapal milik BPPT, Baruna Jaya I, adalah kapal yang dibekali ROV. Sekitar pukul 15.00 WIB sore ini, ROV dari kapal Baruna Jaya I sempat mendeteksi bunyi dari diduga black box Lion Air JT610.
Tim penyelam hendak dikerahkan. Namun, dikarenakan derasnya arus, rencana itu dibatalkan.
Syaugi mengatakan, bunyi yang terdeteksi ping locator berada dalam jarak 400 meter dari titik koordinat diduga kuat lokasi jatuhnya pesawat, yakni 05 derajat 46 menit 15 detik South, 107 derajat 07 menit 16 detik East.
"Arahnya barat laut. Jaraknya kurang lebih 400 meter dari koordinat itu," jelas Syaugi.