Cerita Farid dari Rawa Belong, Generasi Ketiga di Keluarganya yang Jadi Pemandi Jenazah

Menjadi amil jenazah atau pemandi adalah pekerjaan yang telah turun temurun di keluarga Farid (45)‎. Farid tinggal di Rawa Belong, Jakarta Barat.

TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Farid, generasi ketiga yang menjadi amil jenazah di keluarganya. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK - Menjadi amil jenazah adalah pekerjaan yang telah turun temurun di keluarga Farid (45)‎.

Pria asal Rawa Belong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini mengatakan dirinya adalah generasi ketiga di keluarganya yang menjadi pengurus jenazah, mulai dari memandikan hingga mengkafani.

"Engkong saya itu dulunya memang tukang mandiin jenazah, kemudian turun ke ayah saya dan cing saya hingga sampai ke saya," kata Farid saat berbincang dengan TribunJakarta.com di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (6/11/2018).

Farid mengatakan dirinya telah menjadi pemandi jenazah sejak tahun 1997.

"Saya udah dari tahun 1997, awalnya ikut bapak kalau ada tetangga yang meninggal saya ikut bantuin, tapi sekarang karena bapak sudah meninggal saya yang nerusin," kata Farid.

Selama 21 tahun menjadi pemandi  jenazah, tentu sudah banyak tipe jenazah yang ia mandikan dan kafankan.

Mulai dari jenazah yang bentuknya masih utuh, hingga korban kecelakaan yang sudah ‎tidak berbentuk pernah ia tangani.

Namun, pria yang menjabat sebagai Ketua RT di tempat tinggalnya di RT 07/05, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk ini mengatakan semua jenazah tersebut tetap ia layani dengan baik.

Ia pun mengaku tidak pernah mengalami hal mistik selama menjadi amil jenazah. Semuanya berjalan biasa saja.

"‎Kita mandiin jenazah itu ada aturannya enggak bisa sembarangan. Kita bacakan doa, terus harus pelan-pelan dan benar-benar bersih," kata Farid.

Farid menyebut proses memandikan jenazah bisa memakan waktu sampai dua jam untuk memastikan jenazah tersebut benar-benar bersih sebelum dikafankan dan dikebumikan ke tempat peristirahatan terakhirnya.

"Pertama itu harus istinja (bersuci) dulu, kita elus perutnya takutnya masih ada kotoran yang keluar, kemudian kita wudhukan baru kita keramasin dan kita sabunin pelan-pelan. Semuanya itu harus dari kanan dulu baru ke kiri," katanya.

Sebagai amil jenazah, Farid tidak pernah mematok biaya. Terpenting, seluruh peralatan dan bahan yang ia bawa untuk proses memandikan dan mengkafankan jenazah telah dibayar pihak keluarga.

"Peralatan ini semua saya bawa sendiri, dari mulai kapas, kain kafan, tikar, gayung semua saya bawa dari rumah sekitar 700 ribu. Nanti pihak keluarga tinggal kasih uang untuk nutupin barang yang saya beli sama kasih lebihnya berapapun saya terima," kata Farid.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved