AR Baswedan Diberi Gelar Pahlawan: Jurnalis Militan yang Nekat Sembunyikan Dokumen Kemerdekaan
Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan diberi gelar Pahlawan Nasional. Ia merupakan jurnalis militan dan nekat, kakek dari Anies dan Novel Baswedan.
Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Muhammad Zulfikar
AR Baswedan kemudian memutuskan keluar dan bergabung dengan Soeara Oemoem, milik dr. Soetomo dengan gaji 10-15 gulden sebulan.
Setelah itu diplomat pertama Indonesia ini memilih bekerja di Matahari.
Pada saat bekerja di sana, ia mendapat gaji sekira 120 gulden.
Angka tersebut cukup besar, sebab setara dengan 24 kuintal beras.
Namun, besaran upah itu tak membuatnya silau harta.
Saat mendapatkan amanah untuk menjalankan roda organisasi Persatuan Arab Indonesia (PAI), ia pun meninggalkan Matahari.
"Demi perjuangan," katanya.
Sebagai jurnalis militan sekaligus pejuang, A.R. Baswedan produktif menulis.
Jelang revolusi kemerdekaan Indonesia, tulisan-tulisan A.R. kerap mewarnai beberapa media propaganda.
Tulisan-tulisan itu sarat dengan nada positif dan optimis, sebagaimana terekam dalam buku The Crescent and the Rising Sun: Indonesian Islam Under the Japanese Occupation, 1942-1945 karya Harry J. Benda.
Suratmin dan Didi Kwartanada dalam buku Biografi A.R. Baswedan, Membangun Bangsa, Merajut Keindonesiaan merangkum perjalanan AR dalam dunia jurnalistik sebagai berikut.
- Redaktur Harian Sin Tit Po di Surabaya (1932).
- Redaktur Harian Soeara Oemoem di Surabaya yang dipimpin dr. Soetomo (1933).
- Redaktur Harian Matahari, Semarang (1934).
- Penerbit dan Pemimpin Majalah Sadar.
- Pemimpin Redaksi Majalah internal PAI, Aliran Baroe (1935-1939).
- Penerbit dan Pemimpin Majalah Nusaputra di Yogyakarta (1950-an).
- Pemimpin Redaksi Majalah Hikmah.
- Pembantu Harian Mercusuar, Yogyakarta (1973).
- Penasihat Redaksi Harian Masa Kini, Yogyakarta (70-an).
Follow:
2. Pejuang kemerdekaan
AR Baswedan juga tercatat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Tak hanya itu, Jurnal The Arabs in Indonesia karya Justus M van der Kroef tahun 1953 menulis AR Baswedan punya peranan penting pada masa-masa revolusi.