Pameran Tenun Baduy di Gandaria City, Tenun Jangkawari Termahal Dijual Rp 1 Juta
Aneka tenun dan kerajinan suku Baduy dipamerkan dalam acara Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) yang bertajuk Kampoeng Jaksel di Gandaria City
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - Aneka tenun dan kerajinan suku Baduy dipamerkan dalam acara Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) yang bertajuk Kampoeng Jaksel di Gandaria City, Kebayoran Lama, Jakarta selatan.
Arief mengatakan berbagai kerajinan maupun tenun didapatnya dari Baduy luar.
"Saya dari Suku Baduy Luar, semua kerajinan ini asli dari Baduy dibawa langsung ke Gandaria City," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Jumat (9/11/2018).
Tenun yang paling mahal pun yang dijual bernama Jangkawari.
"Tenun Jangkawari khas Baduy ukuran 1 x 2 meter. Dihargai Rp 1 juta. Yang paling mahal tenun itu. Saya juga jual, Ada tenun songket, adumancung, dan lain-lain," ungkapnya.
Ia menjelaskan Tenun Jangkawari terbilang mahal karena proses pembuatannya yang cukup sulit.
"Cukup sulit tenun Jangkawari karena motifnya banyak dan membutuhkan waktu lama," tuturnya.
• Kompetisi Menari Tutup Kompetisi DBL 3 on 3 di Gandaria City
• Mengenal Muasal Penamaan Kain Tenun Motif Subahnale Khas Lombok
Selain itu ia juga menjual aneka pernak pernik khas Baduy di lapaknya.
"Ada gelang dari rotan, ada tas dari kayu kemudian ada kain tapak kebo seharga Rp 100 ribu, yang kecil Rp 50 ribu biasanya pembeli suka mengikatnya di gantungan tas,"paparnya.