Satu Keluarga Tewas

UPDATE Pengakuan Pembunuh Satu Keluarga: Jeritan Tengah Malam, Dendam Hingga Terancam Hukuman Mati

Polisi menyebut pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi sementara baru satu orang, dialah Haris Simamora. Sederet fakta terungkap.

Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Muhammad Zulfikar
Warta Kota/Rangga Baskoro
Haris Simamora, pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi saat dihadirkan pada rilis di Mapolda Metro Jaya, Jumat (16/11) 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Polisi menyebut pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi sementara baru satu orang, dialah Haris Simamora.

Haris sudah penyidik tetapkan sebagai tersangka dan menahannya di Polda Metro Jaya setelah tertangkap di kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat, Rabu (14/11/2018) malam.

Satu keluarga tewas adalah pasangan suami istri Diperum Nainggolan (38), Maya Ambarita (37) dan dua anak mereka, Sarah Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).

Saksi mata melihat Diperum dan Maya tewas dan tubuhnya bersimbah darah di ruang televisi rumah mereka pada Selasa (13/11/2018) pagi. Sementara anak kedua mereka tewas di kamar tidurnya.

Kepada polisi, Haris mengaku nekat membunuh lantaran sering dimarahi oleh korban.

Keterangan Haris masih didalami penyidik.

TribunJakarta.com mencoba menghimpun sejumlah fakta Haris.

Korban sempat soal uang dan mobil

Sebelum penemuan satu keluarga tewas, tetangga bernama Lita (29) sempat belanja di Toko Sanjaya milik keluarga Diperum.

Ia menguping Diperum berbicara dengan nada suara meninggi dengan seseorang melalui telepon. 

"Jam setengah lima sore, pas saya tanya, 'Kenapa Bu, kok marah-marah Bapak?' Dia jawab, 'sudah kamu enggak usah ikutan.' Habis itu dia langsung masuk ke dalam," cerita Lita ditemui sehari setelah obrolan Senin (12/11/2018) sore itu.

Sepenuhnya Lita tidak mendengar rinci percakapan Diperum dengan orang di balik telepon. Samar-samar yang terdengar dalam obrolan pemilik toko menyoal masalah uang dan mobil. 

"Cuma, nadanya agak tinggi, kayak orang lagi berantam. Ngomongnya kayak di-loudspeaker begitu. Kan, kedengeran ngomongin uang sama mobil, itu saja. Kedengerannya seperti itu," jelas Lita.

Hanya lima menit Lita di Toko Sanjaya yang dirintis Diperum dan istrinya sejak 2014 silam. Saat tiba di toko, Diperum sudah berbicara dengan seseorang lewat telepon. 

Sehari kemudian, Diperum, istri dan kedua anaknya tewas.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved