Polisi Gadungan Kelabui Anak Kades Hingga Perawat, 'Mereka Hanya Korban Perasaan'
Mengenakan seragam polisi perwira dengan pangkat Inspektur Dua (Ipda), aksi Ari Septian Pratama memperdayai sejumlah perempuan di wilayah Sumsel
TRIBUNJAKARTA.COM, PALEMBANG - Aksi Ari Septian Pratama, pria berusia 21 tahun berpura-pura sebagai perwira polisi akhirnya terbongkar.
Mengenakan seragam polisi perwira dengan pangkat Inspektur Dua (Ipda), aksi Ari Septian Pratama memperdayai sejumlah perempuan di wilayah Sumatera Selatan pun berakhir.
Dari pemeriksaan polisi, Ari Septian Pratama diketahui hidup mewah dan mempunyai mobil.
"Saya tidak ada keuntungan yang jadi ini (polisi gadungan). Saya pernah dikasih uang lima juta oleh orang yang menyuruh saya pakai seragam polisi ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, dirinya senang melakukan itu karena bisa berkenalan dengan banyak perempuan.
Bukan hanya itu, sebagian perempuan yang dikenalnya kemudian dipacari, diajak nikah lalu disetubuhi.
"Saya banyak kenalan perempuan dan ada yang saya janjikan untuk dinikahi. Kalau perempuan yang saya kenal sudah saya “gituin” semua jadi mereka hanya menjadi korban perasaan, " ujarnya.
Informasi yang dihimpun, tak tanggung–tanggung korban yang telah diperdayai Ari.
Mulai dari mahasiswi, anak kepala desa (Kades), perawat anak anggota TNI, bahkan Polwan pun ada yang turut menjadi korbannya.
Modus yang dipergunakan Ari untuk menipu korbanya adalah dengan selalu tampil di aplikasi sosial bigo live untuk memikat para korbannya.
Kepala Diperban
Kini aksi perwira polisi gadungan ini akhirnya terbongkar dan kini diamankan di Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel.
Ari dibekuk petugas Jatanras di kawasan Jalan Jenderal A Yani Kecamatan SU II Palembang, Senin (26/11/2018).
Ketika itu Ari berpura-pura berobat di rumah sakit dengan kepala diperban.
Padahal kondisi kepala Ari sama sekali tidak luka.
Ari dibekuk petugas dengan berseragam polisi pangkat Ipda yang menggunakan nama samaran Julian Saputra.
Tampak dari seragam polisi yang digunakan, Ari mengaku berdinas bagian Labfor di Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Sumsel.
Petugas juga mendapatkan senjata Sofgun jenis FN yang terselip pada pinggangnya.
• Intip Suasana Rumah Ivan Gunawan, Ada Foto Ayu Ting Ting hingga Kamar Mandi Bak Hotel Mewah
• Cerita Sahabat Kriss Hatta Soal Curhat Hilda Vitria Dapat Barang Mewah dari Billy Syahputra
Bahkan saat ditanyai petugas, Ari sempat mengaku anak dari jendral yang menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ari yang kini masih menjalani pemeriksaan petugas Jatanras, mengaku berasal dari Muara Enim dan berdomisili di Jakabaring Palembang.
Ari mengakui baru satu bulan menjadi polisi gadungan karena diperintahkan oleh seseorang melalui medsos BieTalk Bogor.
Seragam polisi dan senjata sofgun, diberikan oleh orang yang menyuruhnya.
Berdasarkan pengakuannya ia baru sebulan menjadi polisi gadungan karena dibiayai seorang yang dikenal melalui Bie Talk Bigo setelah itu ia bertemu tak lama setelah itu dengan diberikan seragam dan senjata api jenis air Soft Gun.
"Saya tidak ada keuntungan yang jadi ini (polisi gadungan), tapi saya banyak kenalan perempuan dan ada yang saya janjikan untuk dinikahi. Saya pernah dikasih uang lima juta oleh orang yang menyuruh saya pakai seragam polisi ini," ujarnya.
Dari foto-foto yang beredar, diketahui Ari sudah banyak mengencani perempuan yang ditipunya.
Namun Ari masih bungkam sudah berapa banyak perem6 yang sudah dikencaninya.
Petugas Jatanras kini masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk dilakukan pengembangan.
Kekuasaan bakalan baik kalo dipake buat tindakan yang benar. Tapi banyak juga oknum yang tega, nih, mainin kewenangan buat tindakan yang nggak patut ditiru.
Terlebih petugas kepolisian. Beberapa waktu lalu sempet viral polisi-polisi gadungan ngerazia dan menilang para pengendara mobil atau motor.
Masalahnya, polisi gadungan ini ada yang sampai ngerampas motor milik pengendara, lho.
Kasatlantas Polres Kota Tangerang, Kompol Ari Satmoko ngakuin adanya kejadian tersebut.
"Memang akhir-akhir ini banyak ditemukan orang tak bertanggung jawab mengaku polisi dengan menggunakan seragam dan kelengkapan atribut yang mirip dengan polisi sesungguhnya," bilang Kompol Ari.
Nah, biar nggak ketipu sama oknum nggak bertanggungjawab macem gini, ada beberapa hal yang bisa dipake buat identifikasi, tuh, polisi beneran atau gadungan. Ini dia penjelasannya.
1. Seragamnya Pasti Pas Dengan Badannya
Menurut AKP Rizqi seluruh petugas kepolisian sejak masih dalam pendidikan selalu ditekankan kerapihan.
"Tidak ada anggota kepolisian yang menggunakan baju tidak sesuai dengan ukuran badannya. Biasa kami menyebutnya body fit," jelas polisi yang pernah bertugas di wilayah Polda Sumatera Barat ini, HAI kutip dari GridOto.com
Menurut Rizqi, meskipun petugas kepolisian berbadan gemuk pun, pakaian yang dikenakan harus ngepas di badan.
"Tidak kebesaran di bagian perut. Ini menggambarkan kerapihan," jelasnya. Jadi kalo ngelihat polisi yang pakaiannya nggak beres, kudu waspada, sob.
2. Tanda Atribut / Lambang yang tepat
Petugas kepolisian selalu dilengkapi dengan atribut atau lambang yang menempel di pakaiannya.
"Misalnya, tanda kepangkatan, badge kesatuan, kopsteken," sebut Kompol Ari.
Sebagai contoh Kompol Ari menyebutkan pernah ada kasus polisi gadungan tapi pake tanda pangkat dengan keliling list merah.
"Anehnya, si petugas gadungan itu tidak menggunakan mangkok jabatan. Kalau ini terjadi, bisa dipastikan petugas tersebut gadungan," bilang Ari.
• Ichwan Zayadi Resmi Jabat Wakil Ketua DPRD DKI Gantikan Haji Lulung
• Driver Ojek Online Perempuan Lebih Sering Kena Cancel Penumpang Ketimbang Pengemudi Laki-laki
Kalo nggak, ada juga lambang kopsteken yang terletak di kerah terbalik dalam penggunaannya.
"Yang kanan di pakai di kiri atau sebaliknya. Kalau ditemukan ini patut curiga," bilang AKP Rizqi.
Kompol Ari menghimbau warga pengguna jalan yang menemukan kejanggalan seperti itu, bisa cari polsek terdekat.
Sebagai masyarakat, lo juga berhak tau identitas polisi itu, lho. Minta aja surat-surat tugasnya, kalo nggak coba cari petugas lain yang ada di lokasi terdekat.