Caleg Gerindra Sebut Kunjungannya ke SMP 127 Bukan Kampanye

Arief mengatakan dirinya hanya menginformasikan mengenai pemilu yang akan berlangsung pada 17 April 2019 mendatang.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Para saksi dihadirkan dalam sidang dugaan kampanye terselubung Caleg Gerindra Muhammad Arief di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (4/12/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM,  PALMERAH - Anggota DPRD DKI Jakarta sekaligus Caleg Partai Gerindra Muhammad Arief meyakini apa yang dilakukannya di SMP 127 Jakarta pada 3 Oktober 2018 bukanlah kampanye. 

Hal itu ia sampaikan sewaktu menjalani persidangan lanjutan kasus dugaan pelanggaran kampanye di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Menurutnya, apa yang ia lakukan di hadapan para guru Matematika dan Seni Budaya di SMP 127 adalah kunjungan ke konstituennya dalam rangka reses.

Hal itu karena Arief merupakan anggota DPRD DKI Jakarta dari Komisi E yang satu diantaranya menangani masalah pendidikan.

Terkait tuduhan kampanye terselubung yang diarahkan kepadanya, Arief mengatakan dirinya hanya menginformasikan mengenai pemilu yang akan berlangsung pada 17 April 2019 mendatang.

‎"Tapi kan kalau kampanye full secara keseluruhan rasa-rasanya tidak. Yang namanya kampanye itu kan memperkenalkan diri ‎begini begini, itu enggak ada sama sekali," kata Arief di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (5/12/2018).

Arief pun berharap Majelis Hakim memberikan putusan yang seadil-adilnya.

Beri Doa Kepada Pasangan Atlet Wushu, Teuku Wisnu: Selamat Mengecap Manisnya Iman, Lindswell Kwok

Sebab, dari rekaman video sewaktu dirinya berkunjung ke SMP 127 yang diputar di persidangan, ia menyebut tak ada ajakan atau imbauan yang dilakukannya di depan para guru.

"‎Alhamdulilah, yang saya alami yang tentunya dibilang para saksi saya mengajak tapi setelah lihat video itu kan enggak ada sama sekali ajakan saya," ucapnya.

Meski tak merasa melakukan kampanye, Arief mengaku banyak memetik pelajaran dalam kasus ini.

‎"Hati yang paling dalam merasa bersalah, yang sebetulnya yang dibayangin kita semangat segala macam, kita ngomong enjoy-enjoy aja," kata Arief.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved